Belajar dari Kartu Merah

Duel Borneo FC kontra Persija Jakarta memang berlangsung sengit dan panas. Persija yang coba memberikan kado kemenangan bagi suporternya, karena sehari sebelum pertandingan Persija merayakan ulang tahun ke-93, harus kalah dengan cara menyakitkan. Gol Wawan Febrianto di menit akhir, membuyarkan keinginan pemain Persija.

Tak heran beberapa friksi terjadi di lapangan. Bahkan M Sihran harus diusir wasit karena terpancing emosinya. Ia mendapatkan kartu merah di akhir laga.

“Tensi pertandingan memang cukup tinggi. Yang pasti kartu merah yang saya terima akan jadi pelajaran bagi saya. Terpenting adalah, kami bisa menang dan mengamankan tiga angka,” ujar sayap kanan bertubuh mungil tersebut.

Dijelaskan Sihran, hal terpenting lainnya bagi tim sekarang adakah mempertahankan motivasi serta momentum di setiap pertandingan. Sebab perjalanan kompetisi saat ini disebutnya masih sangat panjang. Artinya Borneo FC disebutnya masih bisa merangkak naik ke papan atas, juga bisa melorot ke papan bawah jika tak konsisten dalam bermain. 

"Kami boleh senang dan boleh bahagia. Tapi kami harus ingat karena perjalanan masih panjang dan harus tetap konsisten meraih poin," pesannya.

Namun ia yakin, jika seluruh rekan-rekannya bisa tampil seperti di 4 pertandingan terakhir, ia yakin posisi tim akan terus menapak ke papan atas klasemen. Ia pun tak gentar menghadapi lawan-lawan besar saat ini. 

“Target kami di seri ketiga harus tercapai, yakni meraih poin di setiap pertandingan,” sambungnya.

Sayangnya melawan Persiraja, Sihran dipastikan hanya jadi penonton imbas kartu merah yang ia terima.