
Patuh Pada Regulasi
Banyak regulasi dan hal berubah diberlakukan sejak tragedi Kanjuruhan terjadi tahun lalu. Ya, kerusuhan di markas Arema FC yang menelan 35 korban jiwa tersebut, membuat PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama soal kehadiran penonton di stadion.
Dan musim ini, semua tim Liga 1 masih terdampak imbas dari kerusuhan tersebut. Yakni larangan kehadiran suporter untuk mendukung timnya saat melakoni laga away.
Menurut Dandri Dauri, larangan tersebut sebenarnya merugikan tim tuan rumah. Sebab kehadiran suporter lawan, setidaknya menambah masukan untuk panitia setempat.
“Tapi kita tak bisa menolak aturan yang dikeluarkan PSSI dan PT LIB. Sebab kejadian di Kanjuruhan benar-benar memberi pelajaran dari sisi keamanan,” ujar Dandri.
Sebenarnya dalam kasus Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 tersebut, tak ada bentrok antarsuporter. Saat itu Bonek, kelompok suporter Persebaya tak hadir di Kanjuruhan. Tragedi terjadi karena ada ketidakpuasan Aremania atas hasil pertandingan, karena Arema FC kalah 2-3 di kandang atas Persebaya. Namun PT LIB benar-benar tak mau ada kasus anyar terjadi di musim ini. Apalagi Erick Thohir selaku Ketua PSSI sudah menegaskan, Indonesia dipastikan disanksi jika terjadi hal-hal tak diinginkan di dalam stadion saat Liga 1 berlangsung.
“Makanya kita semua harus mengikuti aturan dari petinggi sepak bola saat ini, meski itu agak merugikan kita. Mudah-mudahan ke depannya regulasi ini bisa berubah,” ujarnya.
Dandri juga meminta maaf kepada seluruh suporter tim lawan yang akan bermain di Stadion Segiri.
“Ini bukan maunya kami menolaka mereka, tetapi lebih pada ketaatan kita semua pada regulasi,” tegasnya.