
Borneo FC Kritisi Proses Pemberian Sanksi Komdis
Borneo FC harus mendapat hukuman komdis pasca pertandingan melawan Persija awal pekan lalu. Dari surat yang diterima, Komdis menghukum Renan Alves, Javlon Guseynov dan pelatih kiper Luizinho Passos dengan nominal denda masing-masing 75 juta. Selain itu hukuman lainnya adalah untuk Manajer Borneo FC, Dandri Dauri dengan nominal denda 45 juta sekaligus larangan mendampingi tim selama 2 pertandingan.
Menanggapi hal ini, Dandri menyesalkan nominal denda yang diberikan kepada Borneo FC. "Sangat disesalkan sih kita mendapat hukuman segini besarnya, besar sekali ini total mencapai 320 juta untuk 5 kasus yang disidangkan. Khusus untuk saya pribadi ada tambahan tidak boleh mendampingi tim selama 2 pertandingan," ujarnya.
Selain itu dirinya juga menganggap jika hukuman ini lebih dari apa yang Borneo terima saat bertandang ke Persela beberapa waktu lalu. Lebih ringan hukuman kasusnya padahal yang Borneo FC dan wasit terima saat itu lebih berat
"Ini lucu dendanya, kenapa saya bilang lucu untuk kasus di Lamongan yang waktu itu ada tim kita yang bertanding. Total mereka hanya kena hukuman tidak lebih dari kita ini, coba cek sendiri kalau tidak percaya," kata Dandri
"Dasarnya apa juga bingung kita, kita hanya memprotes saat lawan Persija kemarin dan di Lamongan malah ada hal yang diluar batas. Tapi komdis tidak memberi hukuman seperti apa yang kita sekarang ini. Lagian proses pemberian hukumannya juga unik, tanpa ada sidang hanya surat klarifikasi dan setelah itu hukuman turun," lanjutnya.
Dandri juga menganggap jika ada upaya mendzolimi Borneo FC untuk tidak bisa bersaing di papan atas klasemen sementara."Seperti ada upaya untuk kita tidak bisa bersaing di papan atas dan hukuman itu dasarnya maupun nominalnya hanya Komdis dan Tuhan yang tau. Tapi semoga Ketua PSSI yang baru melihat hal ini, agar ada perubahan dalam hal proses membuat hukuman klub yang berkompetisi. Besar harapan kita kompetisi bisa berubah di masa jabatannya, tidak hanya timnas," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Dandri menyesalkan nominal denda yang diberikan kepada Borneo FC. "Sangat disesalkan sih kita mendapat hukuman segini besarnya, besar sekali ini total mencapai 320 juta untuk 5 kasus yang disidangkan. Khusus untuk saya pribadi ada tambahan tidak boleh mendampingi tim selama 2 pertandingan," ujarnya.
Selain itu dirinya juga menganggap jika hukuman ini lebih dari apa yang Borneo terima saat bertandang ke Persela beberapa waktu lalu. Lebih ringan hukuman kasusnya padahal yang Borneo FC dan wasit terima saat itu lebih berat
"Ini lucu dendanya, kenapa saya bilang lucu untuk kasus di Lamongan yang waktu itu ada tim kita yang bertanding. Total mereka hanya kena hukuman tidak lebih dari kita ini, coba cek sendiri kalau tidak percaya," kata Dandri
"Dasarnya apa juga bingung kita, kita hanya memprotes saat lawan Persija kemarin dan di Lamongan malah ada hal yang diluar batas. Tapi komdis tidak memberi hukuman seperti apa yang kita sekarang ini. Lagian proses pemberian hukumannya juga unik, tanpa ada sidang hanya surat klarifikasi dan setelah itu hukuman turun," lanjutnya.
Dandri juga menganggap jika ada upaya mendzolimi Borneo FC untuk tidak bisa bersaing di papan atas klasemen sementara."Seperti ada upaya untuk kita tidak bisa bersaing di papan atas dan hukuman itu dasarnya maupun nominalnya hanya Komdis dan Tuhan yang tau. Tapi semoga Ketua PSSI yang baru melihat hal ini, agar ada perubahan dalam hal proses membuat hukuman klub yang berkompetisi. Besar harapan kita kompetisi bisa berubah di masa jabatannya, tidak hanya timnas," pungkasnya.