Jadi Pelajaran Berharga
Rasa kesal sampai saat ini masih dirasakan para pemain Borneo FC. Bagaimana tidak, kemenangan di depan mata saat bermain imbang lawan PSIS Semarang, sirna di menit-menit akhir. Gol Sultan Samma di menit 85, gagal dipertahankan sampai akhir pertandingan. Kelengahan pemain belakang di laga tersebut, membuat tiga angka sirna.
Nurdiansyah, bek kiri Pesut Etam menjadi salah satu pemain yang sangat menyesali gol lawan tersebut. Menurutnya, kehilangan konsentrasi menjadi penyebab hal tersebut terjadi.
Kami seharusnya bisa mengemas tiga angka di pertandingan tersebut (lawan PSIS Semarang). Ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih lebih fokus di pertandingan selanjutnya. Terus terang kami memang menyesal, tapi hasil imbang tersebut patut kami syukuri, karena pertandingan lawan PSIS bukanlah pertandingan mudah, ujar Nurdiansyah.
Apa yang dikatakan mantan kapten Borneo FC U-19 tersebut memang benar. Pertandingan kontra PSIS berjalan sangat ketat, keras bahkan tim tuan rumah memperagakan permainan kasar. Kiper PSIS, Joko Ribowo sempat melakukan pelanggaran sangat keras pada Terens Puhiri. Belum lagi beberapa keputusan wasit yang sangat merugikan Borneo FC.
Disinggung mengenai kepemimpinan wasit, Nurdian tak mau banyak komentar. Menurutnya, penilaian bagus atau tidaknya kepemimpinan wasit ada pada orang yang menyaksikan laga tersebut.
Kalau masalah wasit saya tidak bisa banyak komentar. Karena mereka sudah ada yang menilai sendiri. Tapi saya berharap semoga dipertandingan berikutnya, perangkat pertandingan menjadi lebih baik. Jangan ada yang dirugikan dan wasit harus bisa memproteksi pemain di lapangan, beber Nurdin.
Yang terpenting saat ini lanjut Nurdin adalah, bagaimana dirinya dan pemain lain bisa menjaga kondisi dengan baik. Sebab performa permainan tim secara keseluruhan, tergantung bagaimana kondisi pemain saat bertanding.
Jarak yang mepet tiap pertandingan ini bukan hanya sekali di Indonesia, jadi kita harus membiasakannya. Sebagai pemain profesional kami harus mengatur pola makanan dan istirahat dengan baik. Sebab kalau ada satu ada dua pemain tidak dalam kondisi bagus, maka itu akan membawa dampak pada kekuatan tim, tegasnya.
Nurdiansyah, bek kiri Pesut Etam menjadi salah satu pemain yang sangat menyesali gol lawan tersebut. Menurutnya, kehilangan konsentrasi menjadi penyebab hal tersebut terjadi.
Kami seharusnya bisa mengemas tiga angka di pertandingan tersebut (lawan PSIS Semarang). Ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih lebih fokus di pertandingan selanjutnya. Terus terang kami memang menyesal, tapi hasil imbang tersebut patut kami syukuri, karena pertandingan lawan PSIS bukanlah pertandingan mudah, ujar Nurdiansyah.
Apa yang dikatakan mantan kapten Borneo FC U-19 tersebut memang benar. Pertandingan kontra PSIS berjalan sangat ketat, keras bahkan tim tuan rumah memperagakan permainan kasar. Kiper PSIS, Joko Ribowo sempat melakukan pelanggaran sangat keras pada Terens Puhiri. Belum lagi beberapa keputusan wasit yang sangat merugikan Borneo FC.
Disinggung mengenai kepemimpinan wasit, Nurdian tak mau banyak komentar. Menurutnya, penilaian bagus atau tidaknya kepemimpinan wasit ada pada orang yang menyaksikan laga tersebut.
Kalau masalah wasit saya tidak bisa banyak komentar. Karena mereka sudah ada yang menilai sendiri. Tapi saya berharap semoga dipertandingan berikutnya, perangkat pertandingan menjadi lebih baik. Jangan ada yang dirugikan dan wasit harus bisa memproteksi pemain di lapangan, beber Nurdin.
Yang terpenting saat ini lanjut Nurdin adalah, bagaimana dirinya dan pemain lain bisa menjaga kondisi dengan baik. Sebab performa permainan tim secara keseluruhan, tergantung bagaimana kondisi pemain saat bertanding.
Jarak yang mepet tiap pertandingan ini bukan hanya sekali di Indonesia, jadi kita harus membiasakannya. Sebagai pemain profesional kami harus mengatur pola makanan dan istirahat dengan baik. Sebab kalau ada satu ada dua pemain tidak dalam kondisi bagus, maka itu akan membawa dampak pada kekuatan tim, tegasnya.