Janjian Bakal Tukar Jersey Muhammad Ridho Terkejut Ditinggal Pergi Huda

Bergelut di dunia olahraga, risiko berbenturan fisik bisa menimbulkan cedera. Mulai dari yang ringan hingga berujung kematian. Salah satu kiper terbaik yang dimiliki Indonesia Khoirul Huda menjadi korban kerasnya perebutan bola dari kubu lawan.


Posisi rawan benturan sebenarnya tidak hanya pada posisi kiper. Lini depan, tengah, dan belakang semua bisa terkena cedera.


Kiper Borneo FC Samarinda Muhammad Ridho menuturkan, apa yang menimpa Huda merupakan risiko di lapangan. Semua pemain pada dasarnya sudah siap selama 90 menit berbenturan dengan lawan.


"Sepak bola olahraga yang bersentuhan fisik dengan lawan. Risiko cedera pasti selalu ada dan itu sudah risiko setiap pemain, ucap Ridho.


Disebutkan Ridho, dia sempat terkejut dengan kabar meninggalnya Huda. Sebab, sang pemain berposisi sama sebagai penjaga gawang.


"Jujur sedih mendapat kabar Mas Huda telah tiada. Semoga ditempatkan dalam surganya Allah. Karena meninggal dalam mencari rezeki. Jujur, kemarin kami sudah ngobrol kalau mau tukar jersey," tutur Ridho.


Ditegaskan Ridho, setiap pekerjaan apa pun memiliki risiko. Besar atau kecilnya tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Khusus dalam sepak bola, sangat rawan.


Sebagai antisipasi, Ridho lebih banyak berkomunikasi dengan pemain bertahan. Selain itu, saat perebutan duel bola udara harus dengan perkiraan yang tepat.


"Harus pandai bicara sama bek, kalau perlu teriak yang keras. Tugas kiper juga berat. Selain harus jaga gawang tidak kebobolan, harus selalu menang kala duel bola atas. Sering striker lawan suka nakal mengganggu," terangnya.


Musim ini, Ridho minim cedera serius. Dia hanya sempat terkilir ringan saat uji coba lapangan di Stadion Parikesit, Balikpapan. Harus menepi sepekan, dia pun absen satu laga.


"Alhamdulillah saya selalu prioritaskan dua hal saat di lapangan. Tidak kebobolan dan berupaya menang duel," jelasnya.


Saat berduel dengan striker lawan, sebenarnya disebutkan Ridho peluang kiper untuk menangkap bola persentasenya lebih besar. Ketika melakukan terjangan atau melompat, wasit harus bisa melindungi penjaga gawang.


"Kalau ada dorongan atau halangan dari pemain lawan, wajib pelanggaran. Kiper harus mendapat keutamaan saat di area penalti," pungkasnya.