Lini Pertahanan Borneo FC Berbenah

Kebobolan lima gol dalam dua pertandingan, jelas jadi catatan tak bagus bagi Borneo FC. Namun hal itulah yang terjadi di dua pertandingan terakhir saat dikalahkan  Persikabo 1973 (2-3) dan ditahan imbang Persita Tangerang (2-2).

Lemahnya lini belakang kini jadi sorotan. Koordinasi antara Diego Micheils, Agung Prasetyo atau Wildansyah, serta dua bek Leo Guntara dan Fajar Faturrachamn disebut tak berjalan dengan baik.  Namun Diego sebagai kapten tim tak mau disebut kalau rekan-rekannya tak berkoordinasi dan komunikasi dengan baik, sehingga mudah ditembus para pemain lawan.

“Selama ini komunikasi tak ada masalah dengan pemain lain di pertahanan. Kami hanya kehilangan konsentrasi dan itu yang harus kami evaluasi,” ujar Diego.

Pemain naturalisasi asal Belanda ini mengatakan, di dua pertandingan terakhir dia dan rekan-rekannya gagal mempertahankan performa saat hal itu sudah ditemukan. Lawan Persita jadi contoh nyata. Dua kali memimpin cepat di tiap babak, dua kali pula lawan mampu menyamakan kedudukan.

“Yang jelas kami akan benahi masalah komunikasi dan koordinasi di belakang. Kami tak ingin terus kehilangan angka karena itu sangat merugikan,” ujar Diego.

Sementara itu Milomir Seslija selaku pelatih kepala mengatakan, absennya Javlon Guseynov memang membawa dampak pada kekokohan barisan pertahanan. Agung Prasetyo kerap tak tampil konsisten. Sementara Wildansyah dalam beberapa laga tak lagi jadi langganan starter, yang membuatnya seperti kehilangan kemampuan terbaik. Beruntung Diego tampil bagus saat dipercaya sebagai stopper dari posisi aslinya di bek kanan.

“Javlon adalah pemain penting di belakang. Tapi dipertandingan nanti lawan Bhayangkara, Javlon sudah bermain dan mudahan kami bisa meraih hasil lebih bagus,” harap Milo.