Analisa dan Statistik Final Divisi Utama: PBFC vs Persiwa Wamena
Stadion Gelora Deltas Sidoarjo menjadi saksi terciptanya sejarah yang dibuat oleh Pusamania Borneo FC (PBFC). Klub yang bermarkas di Stadion Segiri ini mengalahkan Persiwa Wamena dengan skor 2-1. Kekalahan yang buat Persiwa belum lepas dari kutukan runner up.
Kamis (27/11) sore itu, PBFC menurunkan beberapa pemain yang lebih akrab dengan bangku cadangan, hal ini lantaran pemain inti banyak yang bertumbangan karena cedera yang didapat saat berjumpa PSGC Ciamis pada laga semifinal.
Persiwa yang dalam masa persiapannya kurang maksimal, mereka dapat menurunkan seluruh pemain terbaiknya sore itu. Eduard Ivak Dalam yang mengalami masa keemasan saat membela Persipura tampil dari menit awal bersama dua pemian senior lainnya macam Pieter Rumarupen dan Yesaya Desnam.
Jalan Pertandingan
PBFC yang berharap mampu melengkapi prestasi lolos ke ISL dengan merebut juara Divisi Utama 2014 tampil menekan sejak menit awal, hampir separuh lapangan mampu dikuasi PBFC yang mengakibatkan Persiwa bermain jauh turun di garis lapangan mereka.
Sayang passing di final third PBFC tidak berjalan dengan baik dan beberapa kali Persiwa mampu melakukan serangan balik cepat yang dikomandoi Sengbah Kennedy. Tercatat PBFC lakukan 38 gagal passing dari total 154 passing, dimana hampir 76% passing eror pemain PBFC dilakukan di final third area.
Buruknya sprint fullback kiri Persiwa mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Ragil, pemain bernomor punggung 79 ini mampu berikan crossing yang mampu dimanfaatkan oleh Fandi Ahmad yang berdiri tanpa kawalan. Skema crossing yang dilakukan pemain PBFC di babak pertama hanya dilakukan 3 kali dengan 2 kali corssing sukses dilakukan dari sisi kanan.
Setelah tertinggal, Persiwa mulai sedikit keluar dari tekanan PBFC, namun pertahanan rapat yang digalang Mujib Ridwan mampu menahan serangan Persiwa sampai diluar kotak pinalti. Persiwa dibabak pertama tercatat lesatan 8 shoot dimana hanya 1 shoot yang dilakukan di dalam kotak pinalti.
Sistem pertahanan yang dbiuat PBFC adalah dengan cara membuat pelanggaran, cara ini adalah yang terbaik untuk menghalau serangan Persiwa yang bermodal kecepatan dan kemampuan individu yang baik.
Memasuki babak kedua, PBFC nampak ingin bermain lebih berhati hati untuk amankan kemenangan sembari mencuri gol lewat skema serangan balik.
Menit awal babak kedua, Persiwa mampu memaksimalkan kurang konsentrasinya pemain belakang PBFC dimenit awal, gol sempat tercipta namun wasit menganulir gol tersebut lantaran pemain Persiwa terlebih dulu terperangkap offside.
Lewat serangan balik lewat sayap kanan yang dimotori oleh Ragil, crossing yang dia lepaskan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Fernando Soler. Pemain bernomor punggung 9 ini menjadi pemain PBFC yang paling banyak lakukan shoot sebanyak 5 kali dengan akurasi sebesar 80%.
Persiwa tersengat dengan gol kedua PBFC ini, garis pertahanan mereka pun langsung menggunakan garis pertahanan tinggi dimana dengan skema ini PBFC bakal mendapat pressing yang ketat sebelum memasukin final third area. Alhasil lewat set piece melengkung yang dilakukan Eduard Ivak Dalam, Pieter Rumarupen yang berada di gerombolan pemain di kotak pinalti PBFC mampu membelokkan bola masuk ke gawang.
Skor 2-1 ini membuat PBFC bermain penuh kewaspadaan, hal ini membuat skema bermain anak asuk Iwan Setiawan sedikit tidak enak ditonton. Bola banyak lepas dan salah passing menjadi handicap buruk permainan Danilo Fernando cs dibabak kedua. Situasi ini gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Persiwa yang bermain terlalu terburu buru dan penuh emosi.
Situasi ini direpon cepat Iwan Setiawan dengan memasukan gelandang bertahan Gangga Mudana untuk menahan serangan Persiwa dan membantu Danilo Fernando yang malam itu bermain sangat baik untuk membatu serangan maupun pertahanan, tercatat pemain Brazil yang beristri orang Indonesia ini menjadi pemain dengan aksi Intercept terbanyak di PBFC sebanyak 5 kali dan tackle sukses sebanyak 4 kali. Sampai peluit panjang ditiupkan wasit, PBFC mampu pertahankan kedudukan 2-1.
Kesimpulan
PBFC yang bermain sangat disiplin di babak pertama gagal dipertahankan dibabak kedua. Passing yang dibabak pertama mampu dilakukan sebanyak 154 turun drastis dibabak kedua menjadi 77 passing dengan akurasi 60%. Namun Persiwa juga tidak bermain dengan top perform yang mereka miliki karena keterbatasan waktu persiapan di babak semifinal dan final.
Penambahan beberapa pemain wajib dilakukan PBFC guna menambah kekuatan saat berlaga di kasta tertinggi kompetisi Indonesia Super League, karena persaingan bakal lebih berat dari kompetisi Divisi Utama. Selamat Pesut Etam, tatap musim depan dengan semangat baru!
Kamis (27/11) sore itu, PBFC menurunkan beberapa pemain yang lebih akrab dengan bangku cadangan, hal ini lantaran pemain inti banyak yang bertumbangan karena cedera yang didapat saat berjumpa PSGC Ciamis pada laga semifinal.
Persiwa yang dalam masa persiapannya kurang maksimal, mereka dapat menurunkan seluruh pemain terbaiknya sore itu. Eduard Ivak Dalam yang mengalami masa keemasan saat membela Persipura tampil dari menit awal bersama dua pemian senior lainnya macam Pieter Rumarupen dan Yesaya Desnam.
Jalan Pertandingan
PBFC yang berharap mampu melengkapi prestasi lolos ke ISL dengan merebut juara Divisi Utama 2014 tampil menekan sejak menit awal, hampir separuh lapangan mampu dikuasi PBFC yang mengakibatkan Persiwa bermain jauh turun di garis lapangan mereka.
Sayang passing di final third PBFC tidak berjalan dengan baik dan beberapa kali Persiwa mampu melakukan serangan balik cepat yang dikomandoi Sengbah Kennedy. Tercatat PBFC lakukan 38 gagal passing dari total 154 passing, dimana hampir 76% passing eror pemain PBFC dilakukan di final third area.
Buruknya sprint fullback kiri Persiwa mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Ragil, pemain bernomor punggung 79 ini mampu berikan crossing yang mampu dimanfaatkan oleh Fandi Ahmad yang berdiri tanpa kawalan. Skema crossing yang dilakukan pemain PBFC di babak pertama hanya dilakukan 3 kali dengan 2 kali corssing sukses dilakukan dari sisi kanan.
Setelah tertinggal, Persiwa mulai sedikit keluar dari tekanan PBFC, namun pertahanan rapat yang digalang Mujib Ridwan mampu menahan serangan Persiwa sampai diluar kotak pinalti. Persiwa dibabak pertama tercatat lesatan 8 shoot dimana hanya 1 shoot yang dilakukan di dalam kotak pinalti.
Sistem pertahanan yang dbiuat PBFC adalah dengan cara membuat pelanggaran, cara ini adalah yang terbaik untuk menghalau serangan Persiwa yang bermodal kecepatan dan kemampuan individu yang baik.
Memasuki babak kedua, PBFC nampak ingin bermain lebih berhati hati untuk amankan kemenangan sembari mencuri gol lewat skema serangan balik.
Menit awal babak kedua, Persiwa mampu memaksimalkan kurang konsentrasinya pemain belakang PBFC dimenit awal, gol sempat tercipta namun wasit menganulir gol tersebut lantaran pemain Persiwa terlebih dulu terperangkap offside.
Lewat serangan balik lewat sayap kanan yang dimotori oleh Ragil, crossing yang dia lepaskan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Fernando Soler. Pemain bernomor punggung 9 ini menjadi pemain PBFC yang paling banyak lakukan shoot sebanyak 5 kali dengan akurasi sebesar 80%.
Persiwa tersengat dengan gol kedua PBFC ini, garis pertahanan mereka pun langsung menggunakan garis pertahanan tinggi dimana dengan skema ini PBFC bakal mendapat pressing yang ketat sebelum memasukin final third area. Alhasil lewat set piece melengkung yang dilakukan Eduard Ivak Dalam, Pieter Rumarupen yang berada di gerombolan pemain di kotak pinalti PBFC mampu membelokkan bola masuk ke gawang.
Skor 2-1 ini membuat PBFC bermain penuh kewaspadaan, hal ini membuat skema bermain anak asuk Iwan Setiawan sedikit tidak enak ditonton. Bola banyak lepas dan salah passing menjadi handicap buruk permainan Danilo Fernando cs dibabak kedua. Situasi ini gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Persiwa yang bermain terlalu terburu buru dan penuh emosi.
Situasi ini direpon cepat Iwan Setiawan dengan memasukan gelandang bertahan Gangga Mudana untuk menahan serangan Persiwa dan membantu Danilo Fernando yang malam itu bermain sangat baik untuk membatu serangan maupun pertahanan, tercatat pemain Brazil yang beristri orang Indonesia ini menjadi pemain dengan aksi Intercept terbanyak di PBFC sebanyak 5 kali dan tackle sukses sebanyak 4 kali. Sampai peluit panjang ditiupkan wasit, PBFC mampu pertahankan kedudukan 2-1.
Kesimpulan
PBFC yang bermain sangat disiplin di babak pertama gagal dipertahankan dibabak kedua. Passing yang dibabak pertama mampu dilakukan sebanyak 154 turun drastis dibabak kedua menjadi 77 passing dengan akurasi 60%. Namun Persiwa juga tidak bermain dengan top perform yang mereka miliki karena keterbatasan waktu persiapan di babak semifinal dan final.
Penambahan beberapa pemain wajib dilakukan PBFC guna menambah kekuatan saat berlaga di kasta tertinggi kompetisi Indonesia Super League, karena persaingan bakal lebih berat dari kompetisi Divisi Utama. Selamat Pesut Etam, tatap musim depan dengan semangat baru!