
Benahi Penyelesaian Akhir
Terus menekan pertahanan lawan, namun hanya satu gol tercipta. Itu pun lewat bola mati, yakni penalt;i. Ya, itulah hasil yang diperlihatkan Borneo FC saat bermain imbang 1-1 kontra Persita Tangerang. Dilihat dari statistik pertandingan, Boaz Salossa dan pemain lainnya terus mengurung pertahanan Persita. Tercatat 13 tendangan berhasil dilepaskan, dimana 7 diantaranya tepat ke sasaran. Namun hanya satu gol tercipta dan bukan dari skema open play, jelas mengisyaratkan ada masalah di lini depan Pesut Etam. Absennya Fransisco Torres memamg memengaruhi hal tersebut. Namun menurut Ahmad Amiruddin, timnya tak boleh bergantung pada satu pemain saja di setiap pertandingan untuk urusan mencetak gol.
“Kami banyak melakukan tekanan dan melepaskan tendangan ke gawang. Tapi dari serangkaian peluang itu, kami tak bisa menciptakan gol. Kami harus perbaiki itu (penyelesaian akhir),” ujar Amir, sapaan Ahmad Amiruddin.
Peluang terbanyak Borneo FC terjadi di babak pertama. Boaz, Terens Puhiri, M Sihran bahkan Hendro Siswanto, adalah deretan pemain yang mendapatkan peluang tersebut. Namun keasyikan menekan di babak pertama, justru gawang Borneo FC kebobolan lewat serangan balik. Seandainya Gianluca Pandeynuwu tak bermain apik, akan banyak gol terjadi ke gawang Borneo FC dari serangan balik lawan, terutama di babak kedua.
"Ini akan kita benahi dalam latihan beberapa hari jelang melawan Persikabo. Kami tidak boleh menyia-nyiakan peluang sekecil apapun itu. Selain itu transisi dari kehilangan bola juga akan kami benahi,” beber Amir.
Dikatakan Amir lagi, gol adalah proses akhir dari permainan sepak bola. Secara determinasi permainan, Amir melihat Borneo FC sudah melakukannya dengan baik.
"Namun tak ada gol berarti tak ada kemenangan. Jadi kami harus ekstra lebih keras lagi untuk membuat peluang menjadi gol. Semoga waktu ada yang ada kami bisa manfaatkan sebaik mungkin," tambahnya.
Melawan Persikabo jelas bukan laga mudah. Selain harus bisa menembus pertahanan Laskar Padjajaran, Borneo FC juga harus berhati-hati dengan tekanan Persikabo 1973, terutama kecepatan Ciro Alves.