
Borneo FC Punya Waktu Panjang Buktikan Konsistensi
Borneo FC merasakan semua hasil di tiga pekan Liga 1 yang sudah dilalui. Usai meraih hasil imbang melawan Bhayangkara FC, tim berjuluk Pesut Etam tersebut bisa meraih angka penuh melawan Arema FC. Kekalahan pun mereka rasakan di pertandingan ketiga kala bersua Madura United, dua hari lalu.
Di dua pertandingan pertama, Borneo FC mampu memperlihatkan permainan bagus meski hasilnya tak semuanya diakhiri dengan kemenangan. Namun melawan Madura United, tim tak bermain terlalu ciamik meski beberapa kali memiliki peluang menciptakan gol. Bahkan Matias Conti seolah terkurung sepanjang laga.
Menanggapi hal tersebut, arsitek tim Mario Julak Gomez mengaku timnya belum bisa dikatakan tampil tak konsisten. Pelatih berpaspor Argentina tersebut mengatakan, stabil tidaknya sebuah tim baru bisa dilihat setelah melalui 10 pertandingan.
Hasil pertandingan memang berbeda di setiap laga. Di saat kami kalah, kami akan mengatakan itu kalah dan itu berbeda jika kami meraih kemenangan. Berbicara tentang konsistensi adalah berbicara tentang tim, itu adalah referensinya, ujar Gomez.
Ia mengatakan, melawan Bhayangkara FC anak asuhnya bermain bagus sampai menit 90 atau sebelum gol lawan lahir di masa injury time. Kelengahan di lin belakang membuat dua angka terbang. Kami punya tiga 3 opsi, tapi kami kehilangan dua opsi, yakni saat imbang dan kalah. Lalu apakah tim ini sudah bisa dikatakan inkonsisten, katanya setengah bertanya.
Dijelaskannya, masalah inkonsisten ini tak bisa dinilai hanya untuk Borneo FC semata. Sebab Madura United yang selalu menang di tiga laga pun belum bisa dikatakan tim stabil, karena baru melakoni tiga laga.
Makanya saya katakan, Borneo FC masih punya waktu sangat panjang untuk memperlihatkan bagaimana mereka bermain di setiap pertandingan. Kita butuh 10 laga, setelah itu kita bisa melihat itu konsisten atau tidak, sebutnya.
Apa yang dikatakan Gomez memang benar. Di tiga laga ia pun belum menemukan komposisi pemain yang tepat, khususnya di lini tengah. Dari sederet nama di sektor gelandang, baru Finky Pasamba yang terus dimainkan.
Nanti saya akan lihat terus bagaimana tim ini bermain, sesuai dengan karakter pemain yang ada, tegasnya.
Di dua pertandingan pertama, Borneo FC mampu memperlihatkan permainan bagus meski hasilnya tak semuanya diakhiri dengan kemenangan. Namun melawan Madura United, tim tak bermain terlalu ciamik meski beberapa kali memiliki peluang menciptakan gol. Bahkan Matias Conti seolah terkurung sepanjang laga.
Menanggapi hal tersebut, arsitek tim Mario Julak Gomez mengaku timnya belum bisa dikatakan tampil tak konsisten. Pelatih berpaspor Argentina tersebut mengatakan, stabil tidaknya sebuah tim baru bisa dilihat setelah melalui 10 pertandingan.
Hasil pertandingan memang berbeda di setiap laga. Di saat kami kalah, kami akan mengatakan itu kalah dan itu berbeda jika kami meraih kemenangan. Berbicara tentang konsistensi adalah berbicara tentang tim, itu adalah referensinya, ujar Gomez.
Ia mengatakan, melawan Bhayangkara FC anak asuhnya bermain bagus sampai menit 90 atau sebelum gol lawan lahir di masa injury time. Kelengahan di lin belakang membuat dua angka terbang. Kami punya tiga 3 opsi, tapi kami kehilangan dua opsi, yakni saat imbang dan kalah. Lalu apakah tim ini sudah bisa dikatakan inkonsisten, katanya setengah bertanya.
Dijelaskannya, masalah inkonsisten ini tak bisa dinilai hanya untuk Borneo FC semata. Sebab Madura United yang selalu menang di tiga laga pun belum bisa dikatakan tim stabil, karena baru melakoni tiga laga.
Makanya saya katakan, Borneo FC masih punya waktu sangat panjang untuk memperlihatkan bagaimana mereka bermain di setiap pertandingan. Kita butuh 10 laga, setelah itu kita bisa melihat itu konsisten atau tidak, sebutnya.
Apa yang dikatakan Gomez memang benar. Di tiga laga ia pun belum menemukan komposisi pemain yang tepat, khususnya di lini tengah. Dari sederet nama di sektor gelandang, baru Finky Pasamba yang terus dimainkan.
Nanti saya akan lihat terus bagaimana tim ini bermain, sesuai dengan karakter pemain yang ada, tegasnya.