Buru Predikat Klub Profesional

Borneo FC Samarinda memiliki segudang catatan positif selama musim 2022-2023, yang paling nyata adalah klub ibukota Kaltim itu bertengger di posisi 4 klasemen akhir Liga 1 2023. Terlebih setahun sebelumnya, Pesut Etam - Julukan Borneo FC - keluar sebagai finalis Piala Presiden 2022.

Catatan baik itu, namun masih belum lengkap jika jawara Divisi Utama Liga Indonesia 2014 itu tak menyelesaikan syarat di AFC Club Licensing. "Caranya harus lolos di AFC CLub Licensing. Itu adalah syarat mutlak jika ingin diakui sebagai klub profesional di dunia sepak bola internasional," urai Abe Hedly, Kepala Kantor Borneo FC Samarinda, Rabu (26/4) sore di Kantor Borneo FC.

Seperti diketahui setiap klub di Indonesesia yang ingin lolos AFC Club Licensing, harus menyelesaikan setidaknya lima kriteria. Kelima aspek tersebut mencakup sporting, infrastructure, personnel serta administration, legal, dan finance. Setelah proses pengimputan di AFC Club Licensing Administrative System atau biasa di sebut CLAS, nanti verifikasi vaktual tetap akan dilakukan. 

"Online dan offline verifikasinya, Borneo FC Samarinda sendiri setidaknya sudah pernah tiga kali lolos sejak hal ini di perkenalkan di Indonesia, yakni pada tahun 2018, 2020, 2021. Kita memang gak lolos di 2019 karena memang tidak ikut proses CLAS kala itu, sedangkan 2022 memang ditiadakan karena zaman covid kan," terang Abe. Yang juga menjabat sebagai Deputi Sekretaris Umum Asprov PSSI Kaltim.

Borneo FC Samarinda sendiri memang intens akan hal ini, bahkan mereka membentuk departemen club lisening, yang mana orang-orang didalamnya adalah perwakilan dari masing-masing departemen yang ada di Borneo FC. "Departemen Club Licennsing yang diketuai oleh Reza Katamsi, didalam departemen itu ada saya juga, dari kesekretariatan ada Saniya Zuwaidah, dari finance ada Rika Ridha, dari Akademi ada direkturnya langsung Firman Utina dan banyak lagi yang terlibat didalamnya. Bukan menyombongkan diri sih, sebenarnya sebagai klub daerah kami yakin bisa kok," tegas Abe. 

Dari lima syarat tersebut, Borneo FC Samarinda terkendala dengan insfrastruktur. Sebab Stadion Segiri Samarinda saat ini kalau level internasional, masih harus banyak di benahi. Ini terbukti Borneo FC Samarinda harus mendaftarkan stadion di Pulau Jawa.

"Terbaru tahun 2021 saat kita dinyatakan lolos sebagai klub profesional, Borneo FC daftar pakai Stadion Pakansari Bogor, karena Stadion Segiri, stadion kebanggaan kita bersama itu di nilai belum layak. Jika mau pakai Stadion Segiri, masih banyak yang harus dibenahi, terutama lampu penerangan dan kursi single seat di tribun ekonomi yang belum memadai dimata AFC," tambah Abe.

Ketatnya persyaratan itu memang jadi tantangan klub di Indonesia. Hal ini sejurus dengan hasil tiap tahun, dimana klub Indonesia yang dinyatakan lolos dapat  dihitung dengan jumlah jari dua tangan, bahkan kurang. Pada tahun 2021 bahkan setiap klub diwajibkan untuk melengkapi dua jenis lisensi yakni AFC Club Licensing dan PSSI Club Licensing.

Beratnya proses itu, membuat hanya ada sembilan klub yaitu Borneo FC Samarinda, Bali United FC, Bhayangkara FC, Madura United FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya, PSM Makassar dan  Arema FC. 

"Ini bergengsi juga, karena klub yang lolos proses submit di CLAS dan verifikasi faktual, bisa mewakili Indonesia berlaga di Asia. Jadi percuma juara liga kalau gak lolos di CLAS, ya klub itu gak bisa ke internasional, posisi juaranya digantikan klub di bawahnya, jika dibawahnya gak punya, ya dibawahnya lagi, sampai akhirnya ketemu sama tim yang punya predikat profesioanl AFC CLub Licensing ini. Ya ini ibaratnya SIM-nya lah jika kita berkendara," terang Abe mengakhiri.