
Inilah Deretan Hukuman Komdis ke PBFCTidak Bisa Dibanding, Pemberitahuan Selalu Mendadak, Denda Puluhan Juta
Siapa bilang Pusamania Boreno FC (PBFC) tim yang selalu "diuntungkan". Tudingan miring yang selalu diterima Pesut Etam oleh suporter yang tim nya merasa dirugikan karena gagal menang ketika bertemu PBFC selama gelaran Divisi Utama 2014.
Tercatat, sudah 3 kali PBFC menerima hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sejak dari babak penyisihan, 16 besar, sampai 8 besar, ada saja hal-hal yang membuat Komdis menjatuhan hukuman baik itu berupa denda uang sampai larangan bertanding bagi pemain.
Dimulai saat babak penyisihan, ketika PBFC away ke PSMP Mojokerto 4 Juni yang lalu dan berujung kekalahan 2-0 atas tuan rumah. Kericuhan yang terjadi antar pemain dari kedua tim sempat membuat laga yang dipimpin oleh wasit Fariq Hitaba itu terhenti kurang lebih 10 menit.
Atas kejadian tersebut para pemain yang terlibat dalam keributan pun dijatuhi sanksi. Adalah kiper PBFC, Bayu Cahyo yang kala itu dikartu merah, mendapat hukuman tambahana dari Komdis berupa larangan bermain di dua pertandingan, kemudian membayar denda senilai Rp 25 juta.
Saat sudah memasuki babak 16 besar, kericuhan di Mojokerto masih saja membawa dampak bagi PBFC. Aneh memang, hukuman oleh Komdis kepada ofisial PBFC yakni Basir (perlengkapan) baru turun 2 bulan setelah kejadian.
Alhasil, larangan memasuki ruang ganti dan bangku cadangan sebanyak 2 kali pada babak 16 besar serta denda Rp 10 juta harus diterima oleh pria bertubuh gempal ini.
Yang terakhir dan masih hangat-hangatnya, hukuman dari Komdis harus diterima Arie Priatna. Hukuman untuk pemain andalan Pesut Etam ini imbas dari laga Persis Solo vs PBFC 3 Oktober lalu.
Dalam fax bernomor 161/DU/KD-PSSI/X/2014 Arie Priatna disebutkan mendorong Rahmat Sabani, pemain belakang Persis Solo, hal ini melanggar Pasal 48 jo, pasal 144 Kode Disiplin PSSI 2014. Larangan bermain satu kali serta denda Rp 10 juta pun harus diterima Arie.
Dan yang paling menjadi pukulan telak, hukuman untuk Arie Priatna itu diterima hanya beberapa jam jelang pertandingan PBFC lawan Martapura FC 12 Oktober yang lalu di Stadion Segiri. Padahal nama Arie Priatna sudah terdaftar dalam pemain yang masuk line up.
"PBFC sudah tiga kali dihukum komdis, setiap hukuman yang dijatuhkan, pemberitahuan ke kami selalu dadakan, bahkan hitungan jam sebelum kickoff. Itupun tidak bisa dibanding. Yang aneh, waktu Bayu Cahyo dihukum, kami dipanggil untuk hadiri sidang setelah hukuman diputuskan," sahut Nabil Husein Said Amin, Presiden Klub PBFC.
Tercatat, sudah 3 kali PBFC menerima hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sejak dari babak penyisihan, 16 besar, sampai 8 besar, ada saja hal-hal yang membuat Komdis menjatuhan hukuman baik itu berupa denda uang sampai larangan bertanding bagi pemain.
Dimulai saat babak penyisihan, ketika PBFC away ke PSMP Mojokerto 4 Juni yang lalu dan berujung kekalahan 2-0 atas tuan rumah. Kericuhan yang terjadi antar pemain dari kedua tim sempat membuat laga yang dipimpin oleh wasit Fariq Hitaba itu terhenti kurang lebih 10 menit.
Atas kejadian tersebut para pemain yang terlibat dalam keributan pun dijatuhi sanksi. Adalah kiper PBFC, Bayu Cahyo yang kala itu dikartu merah, mendapat hukuman tambahana dari Komdis berupa larangan bermain di dua pertandingan, kemudian membayar denda senilai Rp 25 juta.
Saat sudah memasuki babak 16 besar, kericuhan di Mojokerto masih saja membawa dampak bagi PBFC. Aneh memang, hukuman oleh Komdis kepada ofisial PBFC yakni Basir (perlengkapan) baru turun 2 bulan setelah kejadian.
Alhasil, larangan memasuki ruang ganti dan bangku cadangan sebanyak 2 kali pada babak 16 besar serta denda Rp 10 juta harus diterima oleh pria bertubuh gempal ini.
Yang terakhir dan masih hangat-hangatnya, hukuman dari Komdis harus diterima Arie Priatna. Hukuman untuk pemain andalan Pesut Etam ini imbas dari laga Persis Solo vs PBFC 3 Oktober lalu.
Dalam fax bernomor 161/DU/KD-PSSI/X/2014 Arie Priatna disebutkan mendorong Rahmat Sabani, pemain belakang Persis Solo, hal ini melanggar Pasal 48 jo, pasal 144 Kode Disiplin PSSI 2014. Larangan bermain satu kali serta denda Rp 10 juta pun harus diterima Arie.
Dan yang paling menjadi pukulan telak, hukuman untuk Arie Priatna itu diterima hanya beberapa jam jelang pertandingan PBFC lawan Martapura FC 12 Oktober yang lalu di Stadion Segiri. Padahal nama Arie Priatna sudah terdaftar dalam pemain yang masuk line up.
"PBFC sudah tiga kali dihukum komdis, setiap hukuman yang dijatuhkan, pemberitahuan ke kami selalu dadakan, bahkan hitungan jam sebelum kickoff. Itupun tidak bisa dibanding. Yang aneh, waktu Bayu Cahyo dihukum, kami dipanggil untuk hadiri sidang setelah hukuman diputuskan," sahut Nabil Husein Said Amin, Presiden Klub PBFC.