
Kerugian Borneo FC Samarinda Atas Penundaan Kompetisi
Hingga Senin sore, Borneo FC Samarinda masih berlatih seperti biasa untuk mempersiapkan diri jelang laga perdana pasca vakumnya Liga 1 melawan Madura United. Swab test pemain dan official pun sudah dilakukan. Secara teknis, Borneo FC Samarinda sudah siap mengarungi Liga 1 musim 2020.
Tapi pada Senin malam, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tidak memberi izin keramaian. Praktis Liga 1 dan 2 harus dibatalkan. Karena itu syarat mutlak yang harus dipenuhi dari setiap kegiatan. Tidak keluarnya izin itu tentu membuat klub kecewa. Karena persiapan kelanjutan Liga 1 sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tapi dua hari sebelum dimulai, dibatalkan.
"Kecewa pastilah ada. Karena kita sudah menjalani beberapa kali meeting dan tidak ada sama sekali bahasan perihal izin keamanan dari kepolisian. Jadi terkesan sekarang liga ini menjalankan kelanjutan liga secara terburu-buru," ungkap Farid, Manajer tim Borneo FC Samarinda.
Menurut Farid, Borneo FC Samarinda sudah menyiapkan segalanya. Dari kembali mengumpulkan tim, memfasilitasi latihan dan uji coba, perawatan kesehatan pemain sampai apa saja yang dibutuhkan di Jawa nanti telah disiapkan. Namun, dengan adanya penundaan ini, semua menjadi tak berarti.
"Kita sudah menyiapkan semuanya di Jogja. Termasuk panpel dan juga tiket penerbangan untuk 46 orang. Selain itu juga DP untuk hotel di Madura. Semua harus terbuang sia-sia," ucapnya.
Borneo FC Samarinda menyadari betul bahwa situasi pandemi memang belum terkendali. Tapi dengan ditetapkannya Liga 1 akan bergulir Oktober, pemain akhirnya dikumpulkan dengan pengawasan kesehatan dilakukan secara ketat. Maka pembatalan ini sama saja dengan apa yang dilakukan klub Liga I dan 2. Tidak ada artinya. Diabaikan setelah diberi harapan.
"Mereka tidak memikirkan klub. Kemarin klub diberi harapan jika kompetisi digulirkan dan kita menyiapkan semuanya. Agar di tengah kondisi ini tim masih bisa berprestasi, tapi sekarang harus ditunda lagi harapan itu," tutur Farid.
Untuk langkah selanjutnya. Manajemen akan menggelar diskusi dengan seluruh direksi dan pelatih. Sembari menanti keputusan absolut dan tanggung jawab dari operator liga dan federasi.
"Ya nanti bakal kita bicarakan lebih detail ke manajemen dan sekaligus pelatih. Karena jelas pelatih programmya juga akan berbeda kembali," pungkasnya.
Tapi pada Senin malam, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tidak memberi izin keramaian. Praktis Liga 1 dan 2 harus dibatalkan. Karena itu syarat mutlak yang harus dipenuhi dari setiap kegiatan. Tidak keluarnya izin itu tentu membuat klub kecewa. Karena persiapan kelanjutan Liga 1 sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tapi dua hari sebelum dimulai, dibatalkan.
"Kecewa pastilah ada. Karena kita sudah menjalani beberapa kali meeting dan tidak ada sama sekali bahasan perihal izin keamanan dari kepolisian. Jadi terkesan sekarang liga ini menjalankan kelanjutan liga secara terburu-buru," ungkap Farid, Manajer tim Borneo FC Samarinda.
Menurut Farid, Borneo FC Samarinda sudah menyiapkan segalanya. Dari kembali mengumpulkan tim, memfasilitasi latihan dan uji coba, perawatan kesehatan pemain sampai apa saja yang dibutuhkan di Jawa nanti telah disiapkan. Namun, dengan adanya penundaan ini, semua menjadi tak berarti.
"Kita sudah menyiapkan semuanya di Jogja. Termasuk panpel dan juga tiket penerbangan untuk 46 orang. Selain itu juga DP untuk hotel di Madura. Semua harus terbuang sia-sia," ucapnya.
Borneo FC Samarinda menyadari betul bahwa situasi pandemi memang belum terkendali. Tapi dengan ditetapkannya Liga 1 akan bergulir Oktober, pemain akhirnya dikumpulkan dengan pengawasan kesehatan dilakukan secara ketat. Maka pembatalan ini sama saja dengan apa yang dilakukan klub Liga I dan 2. Tidak ada artinya. Diabaikan setelah diberi harapan.
"Mereka tidak memikirkan klub. Kemarin klub diberi harapan jika kompetisi digulirkan dan kita menyiapkan semuanya. Agar di tengah kondisi ini tim masih bisa berprestasi, tapi sekarang harus ditunda lagi harapan itu," tutur Farid.
Untuk langkah selanjutnya. Manajemen akan menggelar diskusi dengan seluruh direksi dan pelatih. Sembari menanti keputusan absolut dan tanggung jawab dari operator liga dan federasi.
"Ya nanti bakal kita bicarakan lebih detail ke manajemen dan sekaligus pelatih. Karena jelas pelatih programmya juga akan berbeda kembali," pungkasnya.