
Merindukan Stadion Segiri yang Berisik
Markas Borneo FC, Stadion Segiri Samarinda bukan lagi 'neraka' bagi tim lawan di musim Liga 1 2018. Berdasarkan statistik Pesut Etam, tim lawan seolah tak kesulitan mencuri poin di stadion yang dijuluki 'Kandang Neraka' ini. Dari 10 laga yang dimainkan di stadion Segiri, Borneo FC meraih kemenangan 6 kali, imbang 3 kali menghadapi Sriwijaya FC, Madura United, dan Persebaya Surabaya, serta kalah sekali saat bersua PSM Makassar beberapa waktu lalu. Hasil minor 4 kali ini berarti ada potensi 12 poin maksimal Pesut Etam yang terbuang percuma di kandang.
Sebuah ironi bagi Borneo FC di musim ini. Pasalnya hampir semua pelatih dan pemain lawan selalu menegaskan sulitnya mencuri poin di stadion Segiri. Seperti yang pernah diungkapkan pemain senior PSM Makassar, Zulkifli Syukur. "Kita tahu tidak mudah tim manapun mencuri poin di stadion Segiri," kata Zulkifli beberapa waktu lalu. Justru PSM yang akhirnya sukses membawa pulang poin maksimal dari Samarinsa. Sedangkan Borneo FC, tampil kurang meyakinkan di laga itu.
Uniknya, Pesut Etam justru tampil militan ketika bermain di kandang lawan dengan tekanan yang dahsyat dari suporter tuan rumah. Apalagi lawan yang dihadapi bukan tim lemah. Borneo FC sukses meraih 4 kemenangan di kandang lawan saat menghadapi Mitra Kukar, PS Tira, Madura United, dan Persebaya. Selain itu Lerby Eliandry dan kolega berhasil menahan imvang Bhayangkara FC, Arema FC, dan Bali United di hadapan ribuan suporter lawan.
Skuat Borneo FC justru lebih menikmati pertandingan saat bermain di bawah tekanan. Bayangkan kiper muda sekelas Nadeo Argawinata saja mampu tampil enjoy di hadapan ribuan Aremania, K Conk Mania, bahkan Bonek Mania yang membuat stadion penuh sesak. "Tekanan suporter luar biasa di laga away. Dan itu selalu menantang bagi saya, saya dapat semua momen itu waktu away di Malang dan Surabaya kemarin, intinya sepanjang pertandingan harus terus fokus," tutur Nadeo.
Sayang di laga kandang, stadion Segiri kini tak lagi 'menyala'. Warna oranye dari atribut penonton yang biasa menghiasi tribun Segiri justru tampak sepi. Tiap kali Borneo FC berlaga, jumlah penonton tak pernah menyentuh 5 ribu orang. Padahal daya tampung stadion Segiri Samarinda mencapai 12 ribu bahkan sanggup menampung 15 ribu orang.
Sepinya stadion Segiri berbuntut pada performa Borneo FC di lapangan. Pesut Etam tampil kurang lepas, dan tidak enjoy memainkan bola. Sorak sorai pendukung Borneo FC bahkan kalah sangar ketimbang semangat dukungan yang diberikan suporter PSM Makassar dan Aremania saat melawat ke Stadion Segiri.
Pemain Borneo FC, Ahmad Maulana mengatakan ramainya sorak-sorai penonton di stadion akan membuat pemain semakin menikmati pertandingan dan berusaha untuk menang. Hal ini yang terjadi pada timnya saat melakoni laga away. Sayang, atmosfer yang luar biasa itu justru tak pernah ditemukan di kandang sendiri, stadion Segiri.
"Kita semua tahu dukungan penonton luar biasa. Kita bandingkan suporter Bali dan Persebaya saat laga away. Mereka kasi support terus, nyanyi terus. Itu yang membuat atmosfer pemain meningkat sehingga laga berjalan seru, dan kami menikmati pertandingan," ujar Maulana.
Pelatih Borneo FC, Dejan Antonic mengakui dukungan suporter sangat berarti bagi pemain, bahkan bisa merubah hasil pertandingan. "Contohnya saja saat laga melawan Bali United di Bali kemarin. Babak pertama kita unggul 2 - 0. Kemenangan sudah di depan mata. Tapi suporter Bali tidak berhenti bernyanyi. Mereka banyak dan kasi penuh stadion. Dukungan mereka sepanjang pertandingan sanggup membuat pemain Bali United bergairah. Akhirnya apa? Mereka bisa menyamakan kedudukan 2-2," ungkap Dejan.
Dejan berharap Pusamania dan warga Samarinda mengerti dengan situasi Borneo FC saat ini yang butuh dukungan maksimal di sisa 7 pertandingan. Dukungan penonton dangat penting guna menyapu sisa laga dengan raihan positif, serta mendongkrak posisi Borneo FC di papan klasemen.
"Sekali lagi saya minta Pusamania dan masyarakat Samarinda lihat situasi kita. Ambil contoh dari pertandingan Arema, Persebaya, dan Bali yang stadionnya selalu penuh. Saya mau lihat penonton yang lebih dari biasanya. Supaya ada tekanan kepada tim lawan dan kasi semangat buat kami di lapangan. Kalau tidak ada respek yang membantu kita, itu akan sulit," tutur Dejan.
Sebuah ironi bagi Borneo FC di musim ini. Pasalnya hampir semua pelatih dan pemain lawan selalu menegaskan sulitnya mencuri poin di stadion Segiri. Seperti yang pernah diungkapkan pemain senior PSM Makassar, Zulkifli Syukur. "Kita tahu tidak mudah tim manapun mencuri poin di stadion Segiri," kata Zulkifli beberapa waktu lalu. Justru PSM yang akhirnya sukses membawa pulang poin maksimal dari Samarinsa. Sedangkan Borneo FC, tampil kurang meyakinkan di laga itu.
Uniknya, Pesut Etam justru tampil militan ketika bermain di kandang lawan dengan tekanan yang dahsyat dari suporter tuan rumah. Apalagi lawan yang dihadapi bukan tim lemah. Borneo FC sukses meraih 4 kemenangan di kandang lawan saat menghadapi Mitra Kukar, PS Tira, Madura United, dan Persebaya. Selain itu Lerby Eliandry dan kolega berhasil menahan imvang Bhayangkara FC, Arema FC, dan Bali United di hadapan ribuan suporter lawan.
Skuat Borneo FC justru lebih menikmati pertandingan saat bermain di bawah tekanan. Bayangkan kiper muda sekelas Nadeo Argawinata saja mampu tampil enjoy di hadapan ribuan Aremania, K Conk Mania, bahkan Bonek Mania yang membuat stadion penuh sesak. "Tekanan suporter luar biasa di laga away. Dan itu selalu menantang bagi saya, saya dapat semua momen itu waktu away di Malang dan Surabaya kemarin, intinya sepanjang pertandingan harus terus fokus," tutur Nadeo.
Sayang di laga kandang, stadion Segiri kini tak lagi 'menyala'. Warna oranye dari atribut penonton yang biasa menghiasi tribun Segiri justru tampak sepi. Tiap kali Borneo FC berlaga, jumlah penonton tak pernah menyentuh 5 ribu orang. Padahal daya tampung stadion Segiri Samarinda mencapai 12 ribu bahkan sanggup menampung 15 ribu orang.
Sepinya stadion Segiri berbuntut pada performa Borneo FC di lapangan. Pesut Etam tampil kurang lepas, dan tidak enjoy memainkan bola. Sorak sorai pendukung Borneo FC bahkan kalah sangar ketimbang semangat dukungan yang diberikan suporter PSM Makassar dan Aremania saat melawat ke Stadion Segiri.
Pemain Borneo FC, Ahmad Maulana mengatakan ramainya sorak-sorai penonton di stadion akan membuat pemain semakin menikmati pertandingan dan berusaha untuk menang. Hal ini yang terjadi pada timnya saat melakoni laga away. Sayang, atmosfer yang luar biasa itu justru tak pernah ditemukan di kandang sendiri, stadion Segiri.
"Kita semua tahu dukungan penonton luar biasa. Kita bandingkan suporter Bali dan Persebaya saat laga away. Mereka kasi support terus, nyanyi terus. Itu yang membuat atmosfer pemain meningkat sehingga laga berjalan seru, dan kami menikmati pertandingan," ujar Maulana.
Pelatih Borneo FC, Dejan Antonic mengakui dukungan suporter sangat berarti bagi pemain, bahkan bisa merubah hasil pertandingan. "Contohnya saja saat laga melawan Bali United di Bali kemarin. Babak pertama kita unggul 2 - 0. Kemenangan sudah di depan mata. Tapi suporter Bali tidak berhenti bernyanyi. Mereka banyak dan kasi penuh stadion. Dukungan mereka sepanjang pertandingan sanggup membuat pemain Bali United bergairah. Akhirnya apa? Mereka bisa menyamakan kedudukan 2-2," ungkap Dejan.
Dejan berharap Pusamania dan warga Samarinda mengerti dengan situasi Borneo FC saat ini yang butuh dukungan maksimal di sisa 7 pertandingan. Dukungan penonton dangat penting guna menyapu sisa laga dengan raihan positif, serta mendongkrak posisi Borneo FC di papan klasemen.
"Sekali lagi saya minta Pusamania dan masyarakat Samarinda lihat situasi kita. Ambil contoh dari pertandingan Arema, Persebaya, dan Bali yang stadionnya selalu penuh. Saya mau lihat penonton yang lebih dari biasanya. Supaya ada tekanan kepada tim lawan dan kasi semangat buat kami di lapangan. Kalau tidak ada respek yang membantu kita, itu akan sulit," tutur Dejan.