PBFC 2016 vs PBFC Allstar Battle of Legend: Bukan Sekedar Laga Amal
Laga amal bertajuk Battle of Legend yang dilakukan untuk gempa Aceh bakal tersaji di Stadion Segiri Samarinda, Jumat (23/12) malam.
Bagi pelatih PBFC Allstar yang diarsiteki pelatih Iwan Setiawan, ini merupakan suatu kesempatan berharga, selain itu, dikatakan Iwan ini merupakan kehormatan bagi eks penggawa Pesut Etam yang bisa bertanding dengan tim PBFC 2016 yang dikomandoi coach Dragan Djukanovic.
"Pertandingan ini, kami kira merupakan satu pertandingan yang menarik, karena sama-sama kita tahu, PBFC adalah satu tim yang terkuat, banyak dihuni pemain yang hebat, mereka banyak pemain lokal yang banyak pemain nasional dan mantan nasional," ujar Iwan.
Oleh sebab itu, diterangkannya. Laga ini bukan sekedar laga biasa, namun adu taktik dan gengsi bakal tersaji didalamnya. "Terus mereka juga diperkuat pemain asing yang berkualitas untuk sepak bola indonesia, tapi pertandingan besok insyaallah saya pastikan saya menjanjikan akan menjadi pertandingan yang sulit bagi pbfc, itu yang harus digaris bawahi," tambahnya yakin.
Dimatanya, dalam perjalanan di kompetisi, Iwan tahu PBFC 2016 memiliki hal-hal yang positif, eks pelatih Persija Jakarta itupun tahu bagaimana karakter coach dragan yang sangat kuat di tim PBFC 2016.
"Tapi jujur aja saya melihat banyak kelemahan di tim ini, dengan karakter coach Dragan yang merupakan karakter Eropa timur, sangat menuntut kepada pemain-pemain yang harus main bola dengan fighting spirit yang tinggi, tapi saya melihat kadang-kadang itu tidak bisa diimbangi oleh tim, jadi jujur saja saya melihat kelemahan tim ini adalah mentality," ungkap pelatih berlisensi AFC A itu.
Iwan menegaskan, pandangannya adalah benar. Pasalnya jika berkaca dalam grafik, PBFC dinilainya kurang stabil. "Karena sama-sama kita tahu, kita lihat hasil perjalanan PBFC kalau kita lihat grafiknya unstable, sangat fluktuatif, bisa menang 4-0 dikandang begitu keluar tiba-tiba kalah sama tim lemah. Jadi persoalan besar di tim ini persoalan mentality, jadi insyaallah saya akan berusaha memanfaatkan kelemahan itu," sahut Iwan lagi.
Salahsatu kaitannya, dirinya memastikan pemain harus punya save control yang bagus, tidak emosional saat berhadapan dengan skuad Pesut Etam asuhan Dragan. Justru mereka memiliki rencana untuk membuat pemain PBFC 2016 emosi.
"Karena saya tahu saya punya pemain yang cepat seperti Okto Maniani, merupakan pemain yang punya kecepatan dan kuat dalam penetrasi, insyaallah Zul (Zulkifli Syukur) tidak akan bisa apa-apa hadapi Okto, ujung-ujungnya Zul akan emosi dan hantam Okto, makanya saya bilang ke wasit, di pertandingan ini kalau kartu merah ya kartu merah," tandas Iwan.
Sementara itu, Dragan Djukanovic tak ingin menanggapi psywar yang dilancarkan koleganya tersebut. "Saya respek dengan mister Iwan, dia orang baik, dia seperti Mou dan ini normal dalam sepak bola," tanggap pelatih berlisensi UEFA Pro itu.
"Ini adalah pertandingan persahabatan untuk amal, dan saya beserta tim tetap akan bermain serius, bagi kami setiap pertandingan adalah penting, filosofi kami selalu menang dan di sepak bola keras itu normal tapi setelah pertandingan semua kembali menjadi teman lagi," pungkas Dragan.
Bagi pelatih PBFC Allstar yang diarsiteki pelatih Iwan Setiawan, ini merupakan suatu kesempatan berharga, selain itu, dikatakan Iwan ini merupakan kehormatan bagi eks penggawa Pesut Etam yang bisa bertanding dengan tim PBFC 2016 yang dikomandoi coach Dragan Djukanovic.
"Pertandingan ini, kami kira merupakan satu pertandingan yang menarik, karena sama-sama kita tahu, PBFC adalah satu tim yang terkuat, banyak dihuni pemain yang hebat, mereka banyak pemain lokal yang banyak pemain nasional dan mantan nasional," ujar Iwan.
Oleh sebab itu, diterangkannya. Laga ini bukan sekedar laga biasa, namun adu taktik dan gengsi bakal tersaji didalamnya. "Terus mereka juga diperkuat pemain asing yang berkualitas untuk sepak bola indonesia, tapi pertandingan besok insyaallah saya pastikan saya menjanjikan akan menjadi pertandingan yang sulit bagi pbfc, itu yang harus digaris bawahi," tambahnya yakin.
Dimatanya, dalam perjalanan di kompetisi, Iwan tahu PBFC 2016 memiliki hal-hal yang positif, eks pelatih Persija Jakarta itupun tahu bagaimana karakter coach dragan yang sangat kuat di tim PBFC 2016.
"Tapi jujur aja saya melihat banyak kelemahan di tim ini, dengan karakter coach Dragan yang merupakan karakter Eropa timur, sangat menuntut kepada pemain-pemain yang harus main bola dengan fighting spirit yang tinggi, tapi saya melihat kadang-kadang itu tidak bisa diimbangi oleh tim, jadi jujur saja saya melihat kelemahan tim ini adalah mentality," ungkap pelatih berlisensi AFC A itu.
Iwan menegaskan, pandangannya adalah benar. Pasalnya jika berkaca dalam grafik, PBFC dinilainya kurang stabil. "Karena sama-sama kita tahu, kita lihat hasil perjalanan PBFC kalau kita lihat grafiknya unstable, sangat fluktuatif, bisa menang 4-0 dikandang begitu keluar tiba-tiba kalah sama tim lemah. Jadi persoalan besar di tim ini persoalan mentality, jadi insyaallah saya akan berusaha memanfaatkan kelemahan itu," sahut Iwan lagi.
Salahsatu kaitannya, dirinya memastikan pemain harus punya save control yang bagus, tidak emosional saat berhadapan dengan skuad Pesut Etam asuhan Dragan. Justru mereka memiliki rencana untuk membuat pemain PBFC 2016 emosi.
"Karena saya tahu saya punya pemain yang cepat seperti Okto Maniani, merupakan pemain yang punya kecepatan dan kuat dalam penetrasi, insyaallah Zul (Zulkifli Syukur) tidak akan bisa apa-apa hadapi Okto, ujung-ujungnya Zul akan emosi dan hantam Okto, makanya saya bilang ke wasit, di pertandingan ini kalau kartu merah ya kartu merah," tandas Iwan.
Sementara itu, Dragan Djukanovic tak ingin menanggapi psywar yang dilancarkan koleganya tersebut. "Saya respek dengan mister Iwan, dia orang baik, dia seperti Mou dan ini normal dalam sepak bola," tanggap pelatih berlisensi UEFA Pro itu.
"Ini adalah pertandingan persahabatan untuk amal, dan saya beserta tim tetap akan bermain serius, bagi kami setiap pertandingan adalah penting, filosofi kami selalu menang dan di sepak bola keras itu normal tapi setelah pertandingan semua kembali menjadi teman lagi," pungkas Dragan.