
PBFC Academy Mulai Jaring Bibit Muda Daerah
Setiap klub-klub besar di dunia, memiliki caranya masing-masing untuk menghasilkan pemain berkualitas yang bisa memberikan prestasi bagi klub. Ada klub yang rela menghamburkan milyaran bahkan triliunan rupiah sebagai biaya untuk membeli pemain bintang layaknya klub-klub kaya eropa dan timur tengah, tentunya dengan gaji pemain yang juga selangit.
Ada pula klub yang memang membina pemainnya melalui akademi yang dimiliki klub tersebut. Sebut saya Manchester United dengan akademinya yang mencetak "Class 1999" dengan bintang seperti David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs, dan lainnya. Lalu ada Ajax Amsterdam dengan akademi De Toekomst yang menghasilkan banyak pemain bintang seperti Wesley Sneijder, Arjen Robben, Klaas jan Huntelaar, duo kembar Franck dan Ronald De Boer, bahkan Marco Van Basten , dan Johann Cruyff pernah dibesarkan di klub peraih empat trofi Piala Champions Eropa (Sekarang UEFA Champions League) ini.
Hal inilah yang menjadi impian yang ingin segera diwujudkan oleh Pusamania Borneo Football Club (PBFC), memiliki akademi sepakbola mandiri.
Setelah positif mengikuti Divisi Utama musim ini, secara bersamaan juga PBFC membentuk ladang penghasil pemain sepakbolanya sendiri dengan nama PBFC Academy. Saat ini, PBFC Academy sudah memiliki 3 jenjang usia pembinaan. U-21, U-18, dan U-16.
PBFC Academy nantinya akan memiliki tim pemandu bakat yang akan disebar di setiap pertandingan junior. Melalui Aji Fitriadi, manajer PBFC Academy U-18 mengatakan konsep akademi berbeda dengan SSB yang ada. "Kalau SSB pemain membayar sejumlah uang untuk dapat mengikuti pelatihan, sedang di akademi semua pemain mendapatkan pembinaan gratis secara berjenjang. Karena nantinya pemain yang sudah matang akan menjadi aset berharga bagi klub," ujar Aji.
Dalam aturan transfer FIFA setiap pemain ditransfer, klub pembentuk pemain mendapatkan kompensasi transfer. Kasus terakhir adalah Gareth Bale yang dibina pertama kali oleh Southampton, jadi walaupun sudah bermain di Real Madrid dengan status pemain termahal di dunia klub pembeli masih membayar kompensasi pembinaan.
"Yang seperti ini akan kita bangun, bukan cuma aspek sepakbolanya saja. Sekarang sepakbola sudah menjadi industri yang menggiurkan, " tambah pria yang kerap disapa Oom Alus ini.
Ada pula klub yang memang membina pemainnya melalui akademi yang dimiliki klub tersebut. Sebut saya Manchester United dengan akademinya yang mencetak "Class 1999" dengan bintang seperti David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs, dan lainnya. Lalu ada Ajax Amsterdam dengan akademi De Toekomst yang menghasilkan banyak pemain bintang seperti Wesley Sneijder, Arjen Robben, Klaas jan Huntelaar, duo kembar Franck dan Ronald De Boer, bahkan Marco Van Basten , dan Johann Cruyff pernah dibesarkan di klub peraih empat trofi Piala Champions Eropa (Sekarang UEFA Champions League) ini.
Hal inilah yang menjadi impian yang ingin segera diwujudkan oleh Pusamania Borneo Football Club (PBFC), memiliki akademi sepakbola mandiri.
Setelah positif mengikuti Divisi Utama musim ini, secara bersamaan juga PBFC membentuk ladang penghasil pemain sepakbolanya sendiri dengan nama PBFC Academy. Saat ini, PBFC Academy sudah memiliki 3 jenjang usia pembinaan. U-21, U-18, dan U-16.
PBFC Academy nantinya akan memiliki tim pemandu bakat yang akan disebar di setiap pertandingan junior. Melalui Aji Fitriadi, manajer PBFC Academy U-18 mengatakan konsep akademi berbeda dengan SSB yang ada. "Kalau SSB pemain membayar sejumlah uang untuk dapat mengikuti pelatihan, sedang di akademi semua pemain mendapatkan pembinaan gratis secara berjenjang. Karena nantinya pemain yang sudah matang akan menjadi aset berharga bagi klub," ujar Aji.
Dalam aturan transfer FIFA setiap pemain ditransfer, klub pembentuk pemain mendapatkan kompensasi transfer. Kasus terakhir adalah Gareth Bale yang dibina pertama kali oleh Southampton, jadi walaupun sudah bermain di Real Madrid dengan status pemain termahal di dunia klub pembeli masih membayar kompensasi pembinaan.
"Yang seperti ini akan kita bangun, bukan cuma aspek sepakbolanya saja. Sekarang sepakbola sudah menjadi industri yang menggiurkan, " tambah pria yang kerap disapa Oom Alus ini.