Persis Solo <i>Ngedumel</i> di Twitter Sebut Hotel Dikepung Tapi Bisa Jalan-Jalan ke Mall
Drama Persis Solo yang mengaku mendapat teror hingga ke hotel tempat skuad Laskar Sambernyawa menginap, selepas gagalnya mereka berujicoba di Stadion Segiri Samarinda pada Sabtu (25/10) lalu, perlahan mulai terlihat ganjil.
Seperti dikabarkan melalui akun twitter Persis, Hotel JB Samarinda yang ditempati Tinton Soeharto dan kawan-kawan menginap disebut-sebut dikepung pendukung PBFC. Bahkan, kabarnya tak satupun pemain yang berani keluar kamar. "Saat technical meeting perwakilan Persis bilang dihotel sampai tidak mau keluar kamar unruk makan kebawah, karena ketakutan," ujar Gatot Susilo, wakil ketua panpel.
Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan pihak hotel yang mengaku aktifitas hotel tetap normal dari saat Persis Solo datang hingga keluar pada Minggu dinihari. "Suasananya normal tidak ada massa yang menyerang, kalau ramai memang ramai karena weekend tingkat hunian beda dengan hari biasa," ujar salahsatu petugas keamanan hotel.
"Bahkan dari rombongan itu juga ada yang jalan-jalan keluar hotel kok," tambahnya.
Pernyataan petugas keamanan hotel itu juga diperkuat dengan twit seseorang yang disinyalir ikut dalam rombongan tim Persis Solo. Melalui waktu twit terakhir selepas kejadian, akun @bonadulubaruitu milik Riyadi Syafrudin justru sempat berjalan ke salahsatu mall di Kota Tepian.
Tak berapa lama, Riyadi Syafirudin kembali ngetwit soal keamanan rombongan Persis Solo di Samarinda. Menurutnya, apa yang menimpa pemain dan official justru datang dari status teman-temannya do Solo. Dirinya pun mengingatkan bahwa twit provokasi dari Solo justru bisa mengancam keselamatan mereka.
Selain itu, dirinya juga menambahkan apa yang dialami Persis Solo di Samarinda tak lepas dari kejadian yang menimpa skuad PBFC saat berada di Solo.
Disisi lain, Gatot Susilo, ketua panpel PBFC mengatakan pihaknya saat ini masih mempelajari lebih lanjut soal pernyataan twitter Persis yang seakan-akan menyudutkan kinerja mereka. "Bisa saja kami lakukan class action nantinya, karena lingkupnya sudah diluar sepakbola, kami masih memperlajari, apalagi disana mereka sudah menyudutkan beberapa instansi keamanan dan ormas terlibat, seolah-olah kemarin itu direncanakan," pungkasnya.
Seperti dikabarkan melalui akun twitter Persis, Hotel JB Samarinda yang ditempati Tinton Soeharto dan kawan-kawan menginap disebut-sebut dikepung pendukung PBFC. Bahkan, kabarnya tak satupun pemain yang berani keluar kamar. "Saat technical meeting perwakilan Persis bilang dihotel sampai tidak mau keluar kamar unruk makan kebawah, karena ketakutan," ujar Gatot Susilo, wakil ketua panpel.
Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan pihak hotel yang mengaku aktifitas hotel tetap normal dari saat Persis Solo datang hingga keluar pada Minggu dinihari. "Suasananya normal tidak ada massa yang menyerang, kalau ramai memang ramai karena weekend tingkat hunian beda dengan hari biasa," ujar salahsatu petugas keamanan hotel.
"Bahkan dari rombongan itu juga ada yang jalan-jalan keluar hotel kok," tambahnya.
Pernyataan petugas keamanan hotel itu juga diperkuat dengan twit seseorang yang disinyalir ikut dalam rombongan tim Persis Solo. Melalui waktu twit terakhir selepas kejadian, akun @bonadulubaruitu milik Riyadi Syafrudin justru sempat berjalan ke salahsatu mall di Kota Tepian.
SCP Mall Samarinda .. Mencoba Menikmati Hal Yang Sebenernya Tidak Nikmat #awayborneo #midodareni
Riyadi Syarifudin (@bonadulubaruitu) October 25, 2014
Tak berapa lama, Riyadi Syafirudin kembali ngetwit soal keamanan rombongan Persis Solo di Samarinda. Menurutnya, apa yang menimpa pemain dan official justru datang dari status teman-temannya do Solo. Dirinya pun mengingatkan bahwa twit provokasi dari Solo justru bisa mengancam keselamatan mereka.
kalo boleh jujur .. yang membuat nyawa disini terancam adalah status dunia maya teman-teman di SOLO .. iki nyowo hlo gagasooo !!!
Riyadi Syarifudin (@bonadulubaruitu) October 25, 2014
Selain itu, dirinya juga menambahkan apa yang dialami Persis Solo di Samarinda tak lepas dari kejadian yang menimpa skuad PBFC saat berada di Solo.
kalo saya boleh menggaris bawahi kejadian hari ini .. tidak akan ada asap jika tak ada api .. siapa yg membakar dan kami yg terkena asapnya
Riyadi Syarifudin (@bonadulubaruitu) October 25, 2014
Disisi lain, Gatot Susilo, ketua panpel PBFC mengatakan pihaknya saat ini masih mempelajari lebih lanjut soal pernyataan twitter Persis yang seakan-akan menyudutkan kinerja mereka. "Bisa saja kami lakukan class action nantinya, karena lingkupnya sudah diluar sepakbola, kami masih memperlajari, apalagi disana mereka sudah menyudutkan beberapa instansi keamanan dan ormas terlibat, seolah-olah kemarin itu direncanakan," pungkasnya.