Pilih Kapten Lewat Jalur Demokrasi
Seorang pemimpin di lapangan wajib ada untuk menjadi penyampai apa yang diberikan pelatih kepada pemain, saat pertandingan sedang berlangsung. Seorang pemimpin adalah kepanjangan tangan pelatih di lapangan. Namun jajaran pelatih di Borneo FC Samarinda tak mau menunjuk seorang kapten berdasarkan kedekatan atau faktor suka.
Itulah sebabnya Borneo FC Samarinda akhirnya melakukan pemilihan kapten tim dengan cara demokrasi. Ya, jajaran pelatih meminta pemain memilih sendiri siapa kapten yang pantas memimpin mereka di lapangan.
"Musim ini kami staf pelatih menyerahkan pemilihan kapten ke pemain. Ini dilakukan agar lebih dekat saja dan memang keputusan kapten adalah suara terbanyak dari pemain. Bagaimanapun kapten adalah jembatan untuk pemain kepada pelatih atau ke manajer," ujar Ahmad Amiruddin, asisten pelatih Borneo FC Samarinda kemarin.
Dikatakan pelatih yang akrab disapa Amir ini, faktor kekeluargaan yang sangat kuat di Borneo FC Samarinda menjadi salah satu sebab mengapa pemilihan kapten dilakukan dengan terbuka. Sebelum hal ini dilakukan, jajaran pelatih terlebih dahulu meminta saran kepada jajaran manajemen.
Setelah disepakati, akhirnya pemilihan kapten dilakukan. Hasilnya, nama Diego Michiels jadi pendulang suara terbanyak. Kemudian disusul Javlon Guseynov serta nama putra daerah yakni Sultan Samma sebagai kapten cadangan ketiga.
"Dari hasil yang kami lakukan, pemain sepakat memilih Diego untuk kapten musim 2020 dan dilanjut ada nama Javlon sebagai kapten kedua dan ketiga ada nama Sultan Samma. Mereka dianggap layak jika dilihat dari sisi pengalaman dan kepemimpinan di lapangan, terang Amir lagi.
Seperti diketahui, Diego sendiri dalam dua musim terakhir memang dipercaya menjadi kapten tim. Dan musim lalu, Javlon pun selalu dipercaya menjadi kapten kedua. Bedanya, Lerby Eliandri musim lalu adalah kapten ketiga. Namun saat ini nama terakhir sudah tak lagi berkostum Pesut Etam dan bermain untuk Bali United.
"Semoga musim 2020 kami semua semakin kompak. Ini awal untuk musim yang panjang. Tapi saya yakin, kebersamaan dalam tim ini sangat baik dan itu akan menjadi modal besar kami mengarungi kompetisi musim ini, ujar Amir.
Itulah sebabnya Borneo FC Samarinda akhirnya melakukan pemilihan kapten tim dengan cara demokrasi. Ya, jajaran pelatih meminta pemain memilih sendiri siapa kapten yang pantas memimpin mereka di lapangan.
"Musim ini kami staf pelatih menyerahkan pemilihan kapten ke pemain. Ini dilakukan agar lebih dekat saja dan memang keputusan kapten adalah suara terbanyak dari pemain. Bagaimanapun kapten adalah jembatan untuk pemain kepada pelatih atau ke manajer," ujar Ahmad Amiruddin, asisten pelatih Borneo FC Samarinda kemarin.
Dikatakan pelatih yang akrab disapa Amir ini, faktor kekeluargaan yang sangat kuat di Borneo FC Samarinda menjadi salah satu sebab mengapa pemilihan kapten dilakukan dengan terbuka. Sebelum hal ini dilakukan, jajaran pelatih terlebih dahulu meminta saran kepada jajaran manajemen.
Setelah disepakati, akhirnya pemilihan kapten dilakukan. Hasilnya, nama Diego Michiels jadi pendulang suara terbanyak. Kemudian disusul Javlon Guseynov serta nama putra daerah yakni Sultan Samma sebagai kapten cadangan ketiga.
"Dari hasil yang kami lakukan, pemain sepakat memilih Diego untuk kapten musim 2020 dan dilanjut ada nama Javlon sebagai kapten kedua dan ketiga ada nama Sultan Samma. Mereka dianggap layak jika dilihat dari sisi pengalaman dan kepemimpinan di lapangan, terang Amir lagi.
Seperti diketahui, Diego sendiri dalam dua musim terakhir memang dipercaya menjadi kapten tim. Dan musim lalu, Javlon pun selalu dipercaya menjadi kapten kedua. Bedanya, Lerby Eliandri musim lalu adalah kapten ketiga. Namun saat ini nama terakhir sudah tak lagi berkostum Pesut Etam dan bermain untuk Bali United.
"Semoga musim 2020 kami semua semakin kompak. Ini awal untuk musim yang panjang. Tapi saya yakin, kebersamaan dalam tim ini sangat baik dan itu akan menjadi modal besar kami mengarungi kompetisi musim ini, ujar Amir.
