Pulang dengan Kepala Tegak
Borneo FC Samarinda harus menerima kenyataan dikalahkan tuan rumah Persija Jakarta di laga perdana Liga 1 Indonesia musim 2020 dengan skor 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Meski kalah, pemain Borneo sudah menampilkan yang terbaik dengan terus bermain menyerang di masing-masing babak. Justru tuan rumah yang notabene dihuni pemain-pemain bintang, beberapa kali harus bermain pragmatis guna membendung agresifitas skuad Pesut Etam.
"Saya terkejut. Persija punya banyak uang musim ini. Mereka mendatangkan banyak pemain bintang. Tapi mereka bermain counter attack di kandang sendiri. Borneo datang ke sini untuk bermain bola (menyerang), kami bermain terbuka seperti saat bermain di kandang," sesal Edson Tavares.
Menurut Edson, Borneo FC Samarinda lebih banyak menciptakan peluang ketimbang tuan rumah. Hanya saja, efektifitas lini depan Borneo Samarinda masih kurang untuk mencuri poin dari kandang Macan Kemayoran.
"Persija dan Borneo saya nilai sama-sama baik saat menyerang. Perbedaannya hanya pada finishing touch. Saat memiliki peluang, Persija lebih mampu memanfaatkannya. Di babak pertama kami kurang efektif. Babak kedua lebih baik. Sayang kami kebobolan dari dua serangan balik. Tapi saya bangga mental pemain tidak down dan kami tetap bermain menyerang sehingga skor akhir bisa 3-2. Borneo sudah bermain di jalur yang benar, dan kami akan bermain lebih baik di laga selanjutnya," lanjut Edson.
Mental bertarung skuad Borneo FC Samarinda layak mendapat kredit tersendiri di laga ini. Tertinggal sepanjang laga, tak sedikit pun mental mereka goyah. Berbagai upaya terus dilakukan Terens Puhiri dkk untuk dapat meraup poin.
Meski kalah, Borneo FC Samarinda patut pulang dengan kepala tegak karena sudah memberi yang terbaik untuk tim dan Pusamania. Sisa waktu 6 hari ke depan, wajib dimanfaatkan dengan baik agar dapat memenangkan laga melawan Persipura di kandang sendiri pada 7 Maret mendatang.
"Kami tidak panik, masih ada 33 laga ke depan. Hasil satu laga tidak bisa menjadi penilaian. Lihat apa yang terjadi di akhir musim," tutup Edson.
"Saya terkejut. Persija punya banyak uang musim ini. Mereka mendatangkan banyak pemain bintang. Tapi mereka bermain counter attack di kandang sendiri. Borneo datang ke sini untuk bermain bola (menyerang), kami bermain terbuka seperti saat bermain di kandang," sesal Edson Tavares.
Menurut Edson, Borneo FC Samarinda lebih banyak menciptakan peluang ketimbang tuan rumah. Hanya saja, efektifitas lini depan Borneo Samarinda masih kurang untuk mencuri poin dari kandang Macan Kemayoran.
"Persija dan Borneo saya nilai sama-sama baik saat menyerang. Perbedaannya hanya pada finishing touch. Saat memiliki peluang, Persija lebih mampu memanfaatkannya. Di babak pertama kami kurang efektif. Babak kedua lebih baik. Sayang kami kebobolan dari dua serangan balik. Tapi saya bangga mental pemain tidak down dan kami tetap bermain menyerang sehingga skor akhir bisa 3-2. Borneo sudah bermain di jalur yang benar, dan kami akan bermain lebih baik di laga selanjutnya," lanjut Edson.
Mental bertarung skuad Borneo FC Samarinda layak mendapat kredit tersendiri di laga ini. Tertinggal sepanjang laga, tak sedikit pun mental mereka goyah. Berbagai upaya terus dilakukan Terens Puhiri dkk untuk dapat meraup poin.
Meski kalah, Borneo FC Samarinda patut pulang dengan kepala tegak karena sudah memberi yang terbaik untuk tim dan Pusamania. Sisa waktu 6 hari ke depan, wajib dimanfaatkan dengan baik agar dapat memenangkan laga melawan Persipura di kandang sendiri pada 7 Maret mendatang.
"Kami tidak panik, masih ada 33 laga ke depan. Hasil satu laga tidak bisa menjadi penilaian. Lihat apa yang terjadi di akhir musim," tutup Edson.