
Akui Senang Melatih Pusamania Borneo Kesuksesan Dragan Djukanovic Diliput Media Eropa
Keberhasilan Dragan Djukanovic membawa Pusamania Borneo FC (PBFC) nangkring di peringkat 9 pada klasemen akhir Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 membuat namanya naik daun di negara asalnya.
Ya, Dragan dianggap mencetak sukses besar karena dalam waktu kurang dari satu tahun, mampu membuat Borneo FC begitu ditakuti di Liga Indonesia.
Keberhasilan pelatih berusia 47 tahun itu membuat media setempat memberitakan kesuksesannya. Ini bukan keberhasilan pertama mantan pemain timnas Yugoslavia itu di Asia, sebelum ini dia pernah memimpin tim asal Bangladesh ke Liga Champions Asia, ditengah keterbatasan.
Dalam ulasan yang dilansir Balkannow.com itu, Dragan Djukanovic disebutkan memiliki karir bermain disejumlah klub berkualitas saat aktif sebagai pesepakbola. Sebut saja, OFK Beograd, Omonia, Orebro, Paris Racing, Istres, Fukuoka dan Ethnikos. Bahkan, dia pernah menjebol gawang AS Roma dalam babak kualifikasi Liga Champions saat itu. Karir kepelatihannya dimulai di Old Kara, sebuah kota di Serbi Montengero, sebelum akhirnya pergi ke ranah Asia.
Selain itu, Dragan diceritakan tidak hanya sukses dalam sepak bola, tetapi juga sukses dalam bidang swasta dan membina rumah tangga. Ia menikah dengan Ivana Djukanovic, wanita cantik dari Montenegro dan memiliki tiga anak, dua anak perempuan, Ina dan Sarah dan satu anak laki-laki bernama Uros, yang juga seorang pesepakbola junior di negaranya.
Dalam wawancara tersebut, Dragan mengatakan sangat bangga dengan Pusamania Borneo FC. "Kami selesai di posisi 9 di musim pertama yang diikuti 18 klub. Yang paling efektif adalah tim ini sukses membuat 62 gol. Saya suka menjadi pelatih klub yang berada Kalimantan ini di musim pertamanya saya di Indonesia," terangnya.
Seperti diketahui, Dragan Djukanovic sudah dua kali dinobatkan sebagai pelatih terbaik dari 34 pekan yang dijalaninya bersama Pesut Etam. "Untuk penghargaan pelatih terbaik musim ini. Bagi saya itu adalah kehormatan besar. Faktanya adalah bahwa aku satu-satunya pelatih dari Serbia di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum saya, itu adalah rekan saya Sosa Babic," paparnya.
Ya, Dragan dianggap mencetak sukses besar karena dalam waktu kurang dari satu tahun, mampu membuat Borneo FC begitu ditakuti di Liga Indonesia.
Keberhasilan pelatih berusia 47 tahun itu membuat media setempat memberitakan kesuksesannya. Ini bukan keberhasilan pertama mantan pemain timnas Yugoslavia itu di Asia, sebelum ini dia pernah memimpin tim asal Bangladesh ke Liga Champions Asia, ditengah keterbatasan.
Dalam ulasan yang dilansir Balkannow.com itu, Dragan Djukanovic disebutkan memiliki karir bermain disejumlah klub berkualitas saat aktif sebagai pesepakbola. Sebut saja, OFK Beograd, Omonia, Orebro, Paris Racing, Istres, Fukuoka dan Ethnikos. Bahkan, dia pernah menjebol gawang AS Roma dalam babak kualifikasi Liga Champions saat itu. Karir kepelatihannya dimulai di Old Kara, sebuah kota di Serbi Montengero, sebelum akhirnya pergi ke ranah Asia.
Selain itu, Dragan diceritakan tidak hanya sukses dalam sepak bola, tetapi juga sukses dalam bidang swasta dan membina rumah tangga. Ia menikah dengan Ivana Djukanovic, wanita cantik dari Montenegro dan memiliki tiga anak, dua anak perempuan, Ina dan Sarah dan satu anak laki-laki bernama Uros, yang juga seorang pesepakbola junior di negaranya.
Dalam wawancara tersebut, Dragan mengatakan sangat bangga dengan Pusamania Borneo FC. "Kami selesai di posisi 9 di musim pertama yang diikuti 18 klub. Yang paling efektif adalah tim ini sukses membuat 62 gol. Saya suka menjadi pelatih klub yang berada Kalimantan ini di musim pertamanya saya di Indonesia," terangnya.
Seperti diketahui, Dragan Djukanovic sudah dua kali dinobatkan sebagai pelatih terbaik dari 34 pekan yang dijalaninya bersama Pesut Etam. "Untuk penghargaan pelatih terbaik musim ini. Bagi saya itu adalah kehormatan besar. Faktanya adalah bahwa aku satu-satunya pelatih dari Serbia di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum saya, itu adalah rekan saya Sosa Babic," paparnya.