
Atensi Penonton Menurun Drastis Sedih! Pendapatan Lawan PS TNI Hanya 50 Juta
Dukungan dari atas tribun jadi penyemangat bagi tim. Tak jarang pemain tampil spartan di depan pendukung setia. Borneo FC menjadi salah satunya.
Tetapi, bagaimana bila jumlah yang hadir di stadion terus menurun? Loyalitas para pendukung jelas jadi pertanyaan.
Kerap keok di laga away memang membuat kecewa. Terlebih, Borneo hingga pekan ke-19 belum pernah sekali pun menuai poin penuh di kandang lawan.
Capaian tersebut tentu menjadi pemantik sepinya Stadion Segiri. Bahkan, di laga teranyar kontra PS TNI kemarin, Stadion Segiri hanya dihadiri 4.128 penonton. Menurun 50 persen jika dibandingkan melawan Sriwijaya FC (8.075) dan Perseru (8.217).
Padahal, laga kemarin digelar di akhir pekan. Saat warga Samarinda sepi dari aktivitas harian. Ketua panitia pelaksana pertandingan Borneo FC, Herry Hasan menuturkan, faktor sepinya penonton karena beberapa pemberitaan surat kabar tentang keinginan Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin menjual klub. Dia pun menegaskan itu tidak benar. Ditegaskan Herry, Nabil begitu cinta akan sepak bola Samarinda sejak SMP.
Pulang sekolah, Nabil selalu minta diantar menuju mes pemain. Ketika zaman Aidil Fitri menjadi manajer Persisam (klub sebelumnya). Karena senangnya dia dengan sepak bola, tutur Herry.
Imbas dari isu ingin dijualnya Borneo FC merambat pada performa pemain. Kekalahan atas Sriwijaya dan menang tipis dari PS TNI jadi bukti. Sebelumnya kalau main, pasti Borneo selalu menang di kandang, sambungnya.
Kalau tim tidak tampil maksimal dan selalu mengalami kekalahan, dia menyebut, penggila bola pun pasti akan malas nonton. Bila sebaliknya, dia optimistis penonton bakal membludak. "Kalau selalu menang, saya rela bayar teman untuk nonton, terangnya.
Herry juga membeberkan, pendapatan klub di pertandingan terakhir hanya berkisar Rp 50 juta. Nilai tersebut disebutkan sangat kecil. Sebab, untuk membayar panitia dan keamanan memerlukan Rp 80 juta. Nabil yang selalu tombok. Ada isu juga dia makan uang tiket, kan lucu. Tiap bulan Nabil itu mengeluarkan Rp 1 miliar lebih operasional klub, ungkapnya.
Mengenang kompetisi sebelumnya, bertajuk Indonesia Soccer Championship, dikatakan Herry bisa menyedot hingga 12 ribu penonton. Sebab, tim dapat meraih kemenangan di tandang maupun kandang. Sehingga suporter semangat untuk datang ke stadion. Kalah sekali-kali bukan masalah. Tapi, sampai saat ini tim belum pernah menang di luar kandang. Jadi, ini juga yang memengaruhi minat penonton, tutupnya.
Tetapi, bagaimana bila jumlah yang hadir di stadion terus menurun? Loyalitas para pendukung jelas jadi pertanyaan.
Kerap keok di laga away memang membuat kecewa. Terlebih, Borneo hingga pekan ke-19 belum pernah sekali pun menuai poin penuh di kandang lawan.
Capaian tersebut tentu menjadi pemantik sepinya Stadion Segiri. Bahkan, di laga teranyar kontra PS TNI kemarin, Stadion Segiri hanya dihadiri 4.128 penonton. Menurun 50 persen jika dibandingkan melawan Sriwijaya FC (8.075) dan Perseru (8.217).
Padahal, laga kemarin digelar di akhir pekan. Saat warga Samarinda sepi dari aktivitas harian. Ketua panitia pelaksana pertandingan Borneo FC, Herry Hasan menuturkan, faktor sepinya penonton karena beberapa pemberitaan surat kabar tentang keinginan Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin menjual klub. Dia pun menegaskan itu tidak benar. Ditegaskan Herry, Nabil begitu cinta akan sepak bola Samarinda sejak SMP.
Pulang sekolah, Nabil selalu minta diantar menuju mes pemain. Ketika zaman Aidil Fitri menjadi manajer Persisam (klub sebelumnya). Karena senangnya dia dengan sepak bola, tutur Herry.
Imbas dari isu ingin dijualnya Borneo FC merambat pada performa pemain. Kekalahan atas Sriwijaya dan menang tipis dari PS TNI jadi bukti. Sebelumnya kalau main, pasti Borneo selalu menang di kandang, sambungnya.
Kalau tim tidak tampil maksimal dan selalu mengalami kekalahan, dia menyebut, penggila bola pun pasti akan malas nonton. Bila sebaliknya, dia optimistis penonton bakal membludak. "Kalau selalu menang, saya rela bayar teman untuk nonton, terangnya.
Herry juga membeberkan, pendapatan klub di pertandingan terakhir hanya berkisar Rp 50 juta. Nilai tersebut disebutkan sangat kecil. Sebab, untuk membayar panitia dan keamanan memerlukan Rp 80 juta. Nabil yang selalu tombok. Ada isu juga dia makan uang tiket, kan lucu. Tiap bulan Nabil itu mengeluarkan Rp 1 miliar lebih operasional klub, ungkapnya.
Mengenang kompetisi sebelumnya, bertajuk Indonesia Soccer Championship, dikatakan Herry bisa menyedot hingga 12 ribu penonton. Sebab, tim dapat meraih kemenangan di tandang maupun kandang. Sehingga suporter semangat untuk datang ke stadion. Kalah sekali-kali bukan masalah. Tapi, sampai saat ini tim belum pernah menang di luar kandang. Jadi, ini juga yang memengaruhi minat penonton, tutupnya.