
Bhayangkara FC 2-1 Borneo FC Dikalahkan Pihak Ketiga
Borneo FC Samarinda harus menahan ambisinya meraih poin di markas Bhayangkara FC pada laga lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 di Stadion Patriot, Bekasi, 20 September.
Klub besutan pelatih Iwan Setiawan tersebut takluk 2-1 atas tuan rumah. Dua gol Bhayangkara FC pada laga ini pun berbau kontroversial.
Seperti diketahui, bermain menekan sepanjang laga, membuang kedua tim menampilkan permainan menarik. Jual beli serangan acap kali dipertontonkan. Sayang, pada laga tersebut kepemimpinan wasit merusak keadaan.
Setelah bermain imbang 0-0 pada 45 menit interval pertama, gol akhirnya lahir, tuan rumah unggul lebih dulu pada menit ke 60 yang dicetak Ilija Spasojevic. Namun, gol tersebut berbau offside. Pasalnya, tiga pemain Bhayangkara FC tertangkap kamera terkena jebakan offside. Namun, keputusan wasit Apriasman Aranda tak bergeming. Ia tetap mensahkan gol tersebut, 1-0 Borneo FC Samarinda tertinggal.
Keadaan ini membuat Borneo FC Samarinda tampil lebih beringas mengejar ketertinggalan. Terus menekan di sisa waktu yang ada, serta menambah daya gedor dengan memasukkan Shane Smeltz dan Sultan Samma, akhirnya Pesut Etam mampu menyamakan kedudukan.
Melalui tusukan Terens Puhiri pada menit ke-81, umpan tarik pemain bertubuh mungil ini mampu dikonversi Shane Smeltz untuk mengubah keadaan. Skor pun berubah menjadi 1-1.
Sayang, empat menit sebelum laga usai, wasit Apriasman Aranda asal Padang menganggap Diego Michiels melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Ia pun langsung menunjuk titik putih dan memberikan kartu kuning kepada Diego. Padahal dalam rekaman ulang, tak ada pelanggaran sebelumnya. Eksekusi penalti yang diambil Otavio Dutra pun merubah kedudukan menjadi 2-1. Skor ini bertahan hingga laga usai.
Menanggapi hal itu, pelatih Iwan Setiawan tampak tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menilai jika kualitas sepak bola Indonesia terus seperti ini, prestasi tim nasional secara otomatis sulit untuk berkembang. "Kita sudah tertinggal jauh dengan negara lain, kalau begini terus, ya kita akan begini-begini saja, karena ada perbedaan mencolok terhadap kualitas sepak bola kita dengan negara tetangga," urai Iwan.
Senada dengan sang pelatih, Wahyudi Hamisi pun angkat bicara. Selepas laga dihadapan awak media ia mempertanyakan kinerja pengadil. "Saat gol (pertama terjadi) saya tanya kepada asisten wasit, pak ada tiga orang yang offside, tapi dia bilang cuma dua, lah terus gimana menurut kalian?" paparnya.
Dengan hasil ini, Borneo FC Samarinda belum beranjak menembus 10 besar, skuad Pesut Etam masih tertahan di posisi 11 dengan koleksi 33 poin. Pada laga berikutnya, Borneo FC Samarinda akan ditantang Persiba Balikpapan, 25 September 2017. Mengingat status Borneo FC Samarinda pada ini harus terusir setidaknya berjarak radius 100 km dari Samarinda, laga pun akan digelar di Stadion Mulawarman, Bontang. "Tidak masalah bermain dimana saja, mental tim kami mental pejuang, kami siap bertanding dimana saja," pungkas Iwan Setiawan.
Klub besutan pelatih Iwan Setiawan tersebut takluk 2-1 atas tuan rumah. Dua gol Bhayangkara FC pada laga ini pun berbau kontroversial.
Seperti diketahui, bermain menekan sepanjang laga, membuang kedua tim menampilkan permainan menarik. Jual beli serangan acap kali dipertontonkan. Sayang, pada laga tersebut kepemimpinan wasit merusak keadaan.
Setelah bermain imbang 0-0 pada 45 menit interval pertama, gol akhirnya lahir, tuan rumah unggul lebih dulu pada menit ke 60 yang dicetak Ilija Spasojevic. Namun, gol tersebut berbau offside. Pasalnya, tiga pemain Bhayangkara FC tertangkap kamera terkena jebakan offside. Namun, keputusan wasit Apriasman Aranda tak bergeming. Ia tetap mensahkan gol tersebut, 1-0 Borneo FC Samarinda tertinggal.
Keadaan ini membuat Borneo FC Samarinda tampil lebih beringas mengejar ketertinggalan. Terus menekan di sisa waktu yang ada, serta menambah daya gedor dengan memasukkan Shane Smeltz dan Sultan Samma, akhirnya Pesut Etam mampu menyamakan kedudukan.
Melalui tusukan Terens Puhiri pada menit ke-81, umpan tarik pemain bertubuh mungil ini mampu dikonversi Shane Smeltz untuk mengubah keadaan. Skor pun berubah menjadi 1-1.
Sayang, empat menit sebelum laga usai, wasit Apriasman Aranda asal Padang menganggap Diego Michiels melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Ia pun langsung menunjuk titik putih dan memberikan kartu kuning kepada Diego. Padahal dalam rekaman ulang, tak ada pelanggaran sebelumnya. Eksekusi penalti yang diambil Otavio Dutra pun merubah kedudukan menjadi 2-1. Skor ini bertahan hingga laga usai.
Menanggapi hal itu, pelatih Iwan Setiawan tampak tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menilai jika kualitas sepak bola Indonesia terus seperti ini, prestasi tim nasional secara otomatis sulit untuk berkembang. "Kita sudah tertinggal jauh dengan negara lain, kalau begini terus, ya kita akan begini-begini saja, karena ada perbedaan mencolok terhadap kualitas sepak bola kita dengan negara tetangga," urai Iwan.
Senada dengan sang pelatih, Wahyudi Hamisi pun angkat bicara. Selepas laga dihadapan awak media ia mempertanyakan kinerja pengadil. "Saat gol (pertama terjadi) saya tanya kepada asisten wasit, pak ada tiga orang yang offside, tapi dia bilang cuma dua, lah terus gimana menurut kalian?" paparnya.
Dengan hasil ini, Borneo FC Samarinda belum beranjak menembus 10 besar, skuad Pesut Etam masih tertahan di posisi 11 dengan koleksi 33 poin. Pada laga berikutnya, Borneo FC Samarinda akan ditantang Persiba Balikpapan, 25 September 2017. Mengingat status Borneo FC Samarinda pada ini harus terusir setidaknya berjarak radius 100 km dari Samarinda, laga pun akan digelar di Stadion Mulawarman, Bontang. "Tidak masalah bermain dimana saja, mental tim kami mental pejuang, kami siap bertanding dimana saja," pungkas Iwan Setiawan.