
Imbas Tertundanya ISL, Suporter PBFC Gagal Tur Bali Sempat Diliburkan, Besok Skuad Pesut Etam Latihan Lagi
Akibat tertundanya kembali jadwal QNB League (ISL) 2015, Pusamania Borneo FC (PBFC) mengalami penundaan sebanyak empat laga yakni dua pertandingan kandang melawan Persela Lamongan dan Arema Cronus serta menghadapi Bali United dan Persiram Raja Ampat saat bertindak sebagai tim tamu.
Pesut Etam baru akan bertanding kembali di tanggal 14 Mei kala menjamu Perserui Serui, itupun jika tak ada kembali perubahan jadwal dari PT Liga Indonesia, karena segala sesuatunya masih harus menunggu keputusan terakhir dari PSSI dan PT LI pada tanggal 18 April mendatang.
"Ada empat pertandingan yang kita lewatkan dari penundan ini tapi kita masih menunggu keputusan tanggal 18 April nanti," kata GM PBFC, Tommy Ermanto Pasemah.
Disisi lain, Dirijen Pusamania, kelompok suporter PBFC, Hendrik, menyampaikan meski saat ini rencana tur ke Bali gagal dilaksanakan akibat ditundanya jadwal kompetisi, namun Pusamania tetap punya agenda melaksanakan tur secara massal di beberapa kota lainnya. Tur yang diagendakan di antaranya ke Banjarmasin, Malang serta Jakarta. Hal itu sudah diprogramkan sejak awal.
Akan tetapi diluar dari hal itu, ia dan rekan Pusamania juga cukup menyesalkan adanya kembali penundaan ini, karena akibat pertikaian yang terjadi antara BOPI dan PSSI, efeknya ternyata dirasakan oleh suporter yang tak bisa menyaksikan pertandingan tim kesayangannya. "Kita tak ada sama sekali hubungannya dengan itu, yang jelas kompetisi ini enak ditonton dari awal hingga akhir," katanya.
Sementara itu, denda dengan nominal lumayan besar menanti seluruh skuad Pesut Etam, jika mereka terlambat tiba di mess pemain usai menjalani liburan di kampung halaman. Saktiawan Sinaga dan kawan-kawan akan mengalami pemotongan gaji hingga Rp 5 juta ketika Selasa (14/4) malam mereka belum berada di mess pemain kompleks Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur.
General Manager PBFC, Tommy Ermanto Pasemah, mengatakan, pemberlakuan denda bagi pemain yang telat bergabung ini merupakan salah satu cara dari manejemen untuk menerapkan displin kepada seluruh pemain.
Walaupun sejak awal ia cukup yakin saat Selasa malam nanti tak akan ada pemain yang akan membayar denda, karena berkaca dari pengalaman sebelumnya saat ultimatum ini diberikan, semua pemain tiba di mess tepat waktu. "Sebetulnya tidak didenda juga mereka pasti akan datang tepat waktu, tapi ini dilakukan sebagai penegakan disiplin kepada pemain," katanya.
Pesut Etam baru akan bertanding kembali di tanggal 14 Mei kala menjamu Perserui Serui, itupun jika tak ada kembali perubahan jadwal dari PT Liga Indonesia, karena segala sesuatunya masih harus menunggu keputusan terakhir dari PSSI dan PT LI pada tanggal 18 April mendatang.
"Ada empat pertandingan yang kita lewatkan dari penundan ini tapi kita masih menunggu keputusan tanggal 18 April nanti," kata GM PBFC, Tommy Ermanto Pasemah.
Disisi lain, Dirijen Pusamania, kelompok suporter PBFC, Hendrik, menyampaikan meski saat ini rencana tur ke Bali gagal dilaksanakan akibat ditundanya jadwal kompetisi, namun Pusamania tetap punya agenda melaksanakan tur secara massal di beberapa kota lainnya. Tur yang diagendakan di antaranya ke Banjarmasin, Malang serta Jakarta. Hal itu sudah diprogramkan sejak awal.
Akan tetapi diluar dari hal itu, ia dan rekan Pusamania juga cukup menyesalkan adanya kembali penundaan ini, karena akibat pertikaian yang terjadi antara BOPI dan PSSI, efeknya ternyata dirasakan oleh suporter yang tak bisa menyaksikan pertandingan tim kesayangannya. "Kita tak ada sama sekali hubungannya dengan itu, yang jelas kompetisi ini enak ditonton dari awal hingga akhir," katanya.
Sementara itu, denda dengan nominal lumayan besar menanti seluruh skuad Pesut Etam, jika mereka terlambat tiba di mess pemain usai menjalani liburan di kampung halaman. Saktiawan Sinaga dan kawan-kawan akan mengalami pemotongan gaji hingga Rp 5 juta ketika Selasa (14/4) malam mereka belum berada di mess pemain kompleks Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur.
General Manager PBFC, Tommy Ermanto Pasemah, mengatakan, pemberlakuan denda bagi pemain yang telat bergabung ini merupakan salah satu cara dari manejemen untuk menerapkan displin kepada seluruh pemain.
Walaupun sejak awal ia cukup yakin saat Selasa malam nanti tak akan ada pemain yang akan membayar denda, karena berkaca dari pengalaman sebelumnya saat ultimatum ini diberikan, semua pemain tiba di mess tepat waktu. "Sebetulnya tidak didenda juga mereka pasti akan datang tepat waktu, tapi ini dilakukan sebagai penegakan disiplin kepada pemain," katanya.