
Jika Akhir Mei Kompetisi Belum Bergulir Pesut Etam Ancam Hengkang dari ISL
Presiden Pusamania Borneo FC (PBFC) H Nabil Husein Said Amin mengaku sangat kecewa dengan konflik sepak bola nasional saat ini. Perseteruan PSSI dan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) yang berujung berimbas pada kerugian klub peserta kompetisi tanpa ada kompensasi dari pemerintah selaku pihak yang menghentikan menjadi penyebabnya.
Yang terbaru, kisruh ini membuat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga tak memberikan ijin pertandingan digelar. Alasannya, surat dari Menpora kepada Kapolri jadi satu pertimbangannya. Kemenpora RI melalui Menpora Imam Nahrawi seperti diketahui bersurat kepada Polri agar tak memberikan ijin kepada seluruh aktifitas PSSI. PSSI sendiri, beberapa hari lalu secara resmi di bekukan oleh Kemenpora. "Membuang-buang waktu dan membuang-buang uang saja. Saya kecewa sekali," urai Nabil melalui cuitan di akun twitter pribadinya.
Tak hanya itu, dirinya pn mengancam akan keluar dari pentas Indonesia Super League, jika polemik ini tak kunjung selesai hingga akhir Mei mendatang. "Apabila sampai akhir Mei juga tak jalan (kompetisi), PBFC siap angkat kaki dari ISL. Mohon maaf kepada seluruh fans dan masyarakat, semoga kalian bisa mengerti," tulisnya lagi.
Seusai jadwal terbaru, PBFC akan menggelar laga dengan menjamu Perseru Serui di Stadion Segiri Samarinda pada 14 Mei 2015 mendatang, tak berselang lama, tiga hari kemudian yakni 17 Mei 2015 mereka akan menantang Persipura Jayapura. Namun, laga ini kemungkinan tak bisa digelar jika Polri tak menganulir keputusan mereka dalam waktu dekat. "Saya masih menunggu sampai jadwal main PBFC. Apabila tidak bisa juga (bermain) untuk apa kita lanjutkan," paparnya.
Tak sampai disitu, Nabil juga secara tegas meminta kepada pemerintah, bisa menyelesaikan persoalan PSSI dan Menpora ini. Menurutnya, jika terus berlarut-larut, keuangan klub akan berpengaruh. Terlebih saat ini, PBFC harus merugi hingga 1 miliar tiap bulan, imbas dari terus tertundanya kompetisi. "Mereka (Menpora) harus memikirkan klub, bagaimana soal finansial juga. Seharusnya Menpora memberikan solusi agar klub tidak menanggung kerugian," pungkasnya.
Selain PBFC, klub Indonesia lainnya, seperti Persipura Jayapura juga dikabarkan akan hengkang dari liga sepak bola terakbar di Indonesia itu. Skuad Mutiara Hitam dikait-kaitkan berkompetisi di Liga Australia (A-League). Sebelumnya, Sriwijaya FC juga menerangkan akan ikut berlaga di Liga Singapura (S-League) jika kompetisi dalam negeri batal digelar.
Yang terbaru, kisruh ini membuat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga tak memberikan ijin pertandingan digelar. Alasannya, surat dari Menpora kepada Kapolri jadi satu pertimbangannya. Kemenpora RI melalui Menpora Imam Nahrawi seperti diketahui bersurat kepada Polri agar tak memberikan ijin kepada seluruh aktifitas PSSI. PSSI sendiri, beberapa hari lalu secara resmi di bekukan oleh Kemenpora. "Membuang-buang waktu dan membuang-buang uang saja. Saya kecewa sekali," urai Nabil melalui cuitan di akun twitter pribadinya.
Tak hanya itu, dirinya pn mengancam akan keluar dari pentas Indonesia Super League, jika polemik ini tak kunjung selesai hingga akhir Mei mendatang. "Apabila sampai akhir Mei juga tak jalan (kompetisi), PBFC siap angkat kaki dari ISL. Mohon maaf kepada seluruh fans dan masyarakat, semoga kalian bisa mengerti," tulisnya lagi.
Seusai jadwal terbaru, PBFC akan menggelar laga dengan menjamu Perseru Serui di Stadion Segiri Samarinda pada 14 Mei 2015 mendatang, tak berselang lama, tiga hari kemudian yakni 17 Mei 2015 mereka akan menantang Persipura Jayapura. Namun, laga ini kemungkinan tak bisa digelar jika Polri tak menganulir keputusan mereka dalam waktu dekat. "Saya masih menunggu sampai jadwal main PBFC. Apabila tidak bisa juga (bermain) untuk apa kita lanjutkan," paparnya.
Tak sampai disitu, Nabil juga secara tegas meminta kepada pemerintah, bisa menyelesaikan persoalan PSSI dan Menpora ini. Menurutnya, jika terus berlarut-larut, keuangan klub akan berpengaruh. Terlebih saat ini, PBFC harus merugi hingga 1 miliar tiap bulan, imbas dari terus tertundanya kompetisi. "Mereka (Menpora) harus memikirkan klub, bagaimana soal finansial juga. Seharusnya Menpora memberikan solusi agar klub tidak menanggung kerugian," pungkasnya.
Selain PBFC, klub Indonesia lainnya, seperti Persipura Jayapura juga dikabarkan akan hengkang dari liga sepak bola terakbar di Indonesia itu. Skuad Mutiara Hitam dikait-kaitkan berkompetisi di Liga Australia (A-League). Sebelumnya, Sriwijaya FC juga menerangkan akan ikut berlaga di Liga Singapura (S-League) jika kompetisi dalam negeri batal digelar.