Kasus Johan Ibo Dilimpahkan Polisi ke PSSI Presiden PBFC: Ini Momentum Bersihkan Citra PSSI
Polisi meminta PSSI tidak tinggal diam dalam kasus dugaan pengaturan hasil pertandingan (match fixing) yang melibatkan Johan Ibo. Polisi memutuskan tidak meneruskan kasus tersebut karena tidak ada alat bukti meski telah memeriksa Ibo.
Jangan selalu polisi yang dibebani. Sebab, selain minim bukti, tuduhan yang diarahkan ke Johan Ibo juga lemah. Kami berharap PSSI yang bergerak. Mereka kan memiliki aturan pasti tentang itu, kata Kasubaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Widjanarko. Kasus tersebut berawal dari laporan manajemen tim Pusamania Borneo FC (PBFC).
Mereka mengamankan Ibo yang diduga hendak menyuap pemain PBFC. Mantan pemain Arema Malang, Persebaya Surabaya, dan Pelita Jaya itu ditangkap di restoran cepat saji Jalan Basuki Rahmad, Surabaya, Selasa malam (7/4). Setelah diperiksa selama 19 jam di Polrestabes Surabaya, pemain asal Papua itu akhirnya di pulangkan dengan alasan tidak cukup bukti.
Dari keterangan pihak kepolisian, kasus ini memang sarat dengan kejanggalan. Selain keterangan dari Ibo, polisi tidak mengantongi bukti. Tidak ada uang penyuapan atau nominal yang dijanjikan. Handphone milik Ibo yang disebut-sebut memuat pesan penyuapan pun tidak ada.
Disisi lain, Presiden PBFC, H. Nabil Husein Said Amin, mengatakan dengan dilimpahkan kasus Johan Ibo kepada PSSI sebuah langkah yang tak tepat. "Bagaimana bisa alasan kepolisian karena tidak ada pasal untuk kasus suap? Ini negara hukum tapi kok soal suap tidak ada," tanyanya.
Bagaimana mau maju kalo yang benar selalu di injak dan dihancurkan. Keadilan kepada PBFC tidak pernah ada. PBFC selalu salah dan yang salah selalu benar, Apa kalian merasa benar semua? Pakai otak sedikit utk berfikir," bebernya.
Namun, pihaknya berharap federasi sepak bola tertinggi tanah air itu bisa lebih proaktif. Menurutnya, inilah momentum membersihkan mafia yang selama ini disorot banyak pihak.
"Jika citra PSSI ingin baik dimata banyak kalangan, inilah saatnya, buktikan, jangan sampai ada lagi kasus-kasus seperti ini di sepak bola kita, cukuplah sudah kami di klub yang menderita dengan adanya hal (mafia) seperti ini," terangnya. "Tapi kalau begini terus, saya jamin tidak akan pernah maju liga kita. Keadilan tidak pernah ada karena kepentingan masing-masing pihak," pungkas Nabil berapi-api.
Jangan selalu polisi yang dibebani. Sebab, selain minim bukti, tuduhan yang diarahkan ke Johan Ibo juga lemah. Kami berharap PSSI yang bergerak. Mereka kan memiliki aturan pasti tentang itu, kata Kasubaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Widjanarko. Kasus tersebut berawal dari laporan manajemen tim Pusamania Borneo FC (PBFC).
Mereka mengamankan Ibo yang diduga hendak menyuap pemain PBFC. Mantan pemain Arema Malang, Persebaya Surabaya, dan Pelita Jaya itu ditangkap di restoran cepat saji Jalan Basuki Rahmad, Surabaya, Selasa malam (7/4). Setelah diperiksa selama 19 jam di Polrestabes Surabaya, pemain asal Papua itu akhirnya di pulangkan dengan alasan tidak cukup bukti.
Dari keterangan pihak kepolisian, kasus ini memang sarat dengan kejanggalan. Selain keterangan dari Ibo, polisi tidak mengantongi bukti. Tidak ada uang penyuapan atau nominal yang dijanjikan. Handphone milik Ibo yang disebut-sebut memuat pesan penyuapan pun tidak ada.
Disisi lain, Presiden PBFC, H. Nabil Husein Said Amin, mengatakan dengan dilimpahkan kasus Johan Ibo kepada PSSI sebuah langkah yang tak tepat. "Bagaimana bisa alasan kepolisian karena tidak ada pasal untuk kasus suap? Ini negara hukum tapi kok soal suap tidak ada," tanyanya.
Bagaimana mau maju kalo yang benar selalu di injak dan dihancurkan. Keadilan kepada PBFC tidak pernah ada. PBFC selalu salah dan yang salah selalu benar, Apa kalian merasa benar semua? Pakai otak sedikit utk berfikir," bebernya.
Namun, pihaknya berharap federasi sepak bola tertinggi tanah air itu bisa lebih proaktif. Menurutnya, inilah momentum membersihkan mafia yang selama ini disorot banyak pihak.
"Jika citra PSSI ingin baik dimata banyak kalangan, inilah saatnya, buktikan, jangan sampai ada lagi kasus-kasus seperti ini di sepak bola kita, cukuplah sudah kami di klub yang menderita dengan adanya hal (mafia) seperti ini," terangnya. "Tapi kalau begini terus, saya jamin tidak akan pernah maju liga kita. Keadilan tidak pernah ada karena kepentingan masing-masing pihak," pungkas Nabil berapi-api.