Kerinduan Zulfikri Berkompetisi Resmi
Harus menghentikan kebiasaanya yang hampir setiap hari dilakukan memanglah berat. Terlebih, jika kebiasaan itu merupakan hal yang dicintai. Hal ini yang dirasakan oleh seluruh pemain yang berkompetisi di Liga 1. Adanya pandemi Covid-19 membuat seluruh kompetisi harus dihentikan sejak tahun lalu dan sampai saat ini keputusan terkait kelanjutan Liga 1 masih menjadi sebuah tanda tanya.
Kerinduan sangat dirasakan oleh salah satu penjaga gawang Borneo FC Samarinda, Muhammad Zulfikri. Berbulan-bulan tak merasakan kompetisi sangatlah berat baginya. Salah satu hal yang dirindukannya adalah persaingan di mistar bersama para penjaga gawang lainnya: Gianluca Pandeywunu, Mochammad Diky Indriyana dan Pualam Bahari.
"10 bulan tidak berkompetisi sangat berat bagi semua pemain dan saya pun mulai merindukan persaingan di bawah mistar," ungkap Zul.
Kompetisi memang sedang terhenti, namun kewajiban tetaplah kewajiban. Zul paham betul atas tanggung jawabnya kepada Borneo FC Samarinda sebagai seorang pemain bola profesional. Menjaga kebugaran dengan tetap melakukan latihan mandiri telah menjadi rutinitasnya sehari-hari.
"Yang pasti latihan mandiri di rumah dan sesekali ikut bermain dengan komunitas. Karena saya harus terus aktif menjaga kebugaran karena walau tidak ada kompetisi. Dan satu lagi, klub tetap memberi gaji, pemain tetap berlatih," tegas pemain asli Samarinda ini.
Meskipun rapat PT LIB dengan perwakilan klub telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, namun harapan Zul untuk menuntaskan rindunya berkompetisi masih ada. Ia masih menanti adanya titik terang dari PSSI bagi kelanjutan kompetisi sepakbola di Indonesia ini.
"Harapannya semoga PSSI menemukan titik terang untuk sepak bola kita dan liga segera dimulai karena kami semua sebagai pemain bola rindu untuk berkompetisi resmi," tutup Zul
Kerinduan sangat dirasakan oleh salah satu penjaga gawang Borneo FC Samarinda, Muhammad Zulfikri. Berbulan-bulan tak merasakan kompetisi sangatlah berat baginya. Salah satu hal yang dirindukannya adalah persaingan di mistar bersama para penjaga gawang lainnya: Gianluca Pandeywunu, Mochammad Diky Indriyana dan Pualam Bahari.
"10 bulan tidak berkompetisi sangat berat bagi semua pemain dan saya pun mulai merindukan persaingan di bawah mistar," ungkap Zul.
Kompetisi memang sedang terhenti, namun kewajiban tetaplah kewajiban. Zul paham betul atas tanggung jawabnya kepada Borneo FC Samarinda sebagai seorang pemain bola profesional. Menjaga kebugaran dengan tetap melakukan latihan mandiri telah menjadi rutinitasnya sehari-hari.
"Yang pasti latihan mandiri di rumah dan sesekali ikut bermain dengan komunitas. Karena saya harus terus aktif menjaga kebugaran karena walau tidak ada kompetisi. Dan satu lagi, klub tetap memberi gaji, pemain tetap berlatih," tegas pemain asli Samarinda ini.
Meskipun rapat PT LIB dengan perwakilan klub telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, namun harapan Zul untuk menuntaskan rindunya berkompetisi masih ada. Ia masih menanti adanya titik terang dari PSSI bagi kelanjutan kompetisi sepakbola di Indonesia ini.
"Harapannya semoga PSSI menemukan titik terang untuk sepak bola kita dan liga segera dimulai karena kami semua sebagai pemain bola rindu untuk berkompetisi resmi," tutup Zul