
Liga U-19 Grup 3 Carut Marut Borneo FC Junior Berusaha Tegar
Borneo FC Samarinda U-19 harus menghela nafas panjang saat berkiprah pada Liga U-19 2017. Sebab, Pesut Etam Muda pada putaran kedua ini harus melawat hingga dua kali ke Pulau Cendrawasih.
Ya, tim besutan Basri Badrusalam itu dijadwalkan menghadapi Persipura Jayapura U-19 pada 25 September 2017 di Stadion Mandala Jayapura serta melawat ke Stadion Marora Serui pada 9 Oktober 2017 menantang Perseru Serui U-19.
Naasnya, keberangkatan ke Papua tak dibuat sepaket oleh PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi. Alhasil, biaya yang dikeluarkan membengkak. Seperti diketahui, usai menjajal tim Persipura junior, Borneo FC U-19 kembali ke Samarinda menjamu Persiba Balikpapan dan kembali lagi ke Serui, Papua, untuk menantang Perseru Junior.
Aturan di kompetisi Liga U19 ini membingungkan, kami yang awalnya berstatus tim tamu di putaran pertama lalu harus melakoni laga away lagi di putaran kedua, jikapun dipaksa ke Papua dua kali, agar efisien kenapa tidak dibikin paket saja, seperti yang didapat Mitra Kukar, mereka dapat jadwal dari Jayapura langsung ke Serui, tidak pulang dulu, papar Awang Darmawan, manager Borneo FC U-19.
"Kami mencium ada pihak yang sengaja menjegal kami, tidak senang dengan Borneo, sehingga dibuat hal yang tidak masuk akal seperti ini, luar biasa sekali. Kami berusaha tegar menjalani ini, insyaallah niat baik akan berbuah baik," tambah Awang lagi.
Perihal perubahan format dari home tournament menjadi home away inipun menuai nada negatif. Pasalnya, secara tidak langsung membuat persiapan klub terganggu. Terlebih, status home dan away pada putaran pertama tak menjadi dasar operator dalam membuat jadwal di putaran kedua. Diputaran pertama kemarin kami jadi tuan rumah home tournament, ada beberapa laga kami berstatus away dan home. Seharusnya diputaran kedua ini kebalikkan jadwal dari putaran pertama tapi faktanya mereka bilang itu tidak berlaku, tambahnya.
Atas kondisi ini, Borneo FC U-19 harus menyiapkan anggaran setidakny Rp300 juta guna mengakomodir biaya operasional tim ke Papua. Diputaran kedua ini tidak ada tim di Grup 3 yang mau jadi tuan rumah, sehingga operator rubah jadi home away. Ini juga yang disayangkan, kenapa tidak dari awal saja pakai home away biar rapi, atau jika tidak ada klub yang mau jadi tuan rumah, kenapa tidak diambil alih operator untuk menyelengarakan di tempat netral, jangan dibebankan di klub, pungkas Awang.
Sementara itu, pada laga awal putaran kedua Liga U-19 yang dihelat Rabu (20/9) lalu, Borneo FC U-19 tertahan 1-1 oleh tamunya Mitra Kukar U-19 di Stadion Segiri Samarinda. Meski demikian, skuad Pesut Etam Muda tetap kokoh dipuncak klasemen dengan poin 14 hasil empat kali menang dua kali imbang tanpa sekalipun menelan kekalahan.
Ya, tim besutan Basri Badrusalam itu dijadwalkan menghadapi Persipura Jayapura U-19 pada 25 September 2017 di Stadion Mandala Jayapura serta melawat ke Stadion Marora Serui pada 9 Oktober 2017 menantang Perseru Serui U-19.
Naasnya, keberangkatan ke Papua tak dibuat sepaket oleh PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi. Alhasil, biaya yang dikeluarkan membengkak. Seperti diketahui, usai menjajal tim Persipura junior, Borneo FC U-19 kembali ke Samarinda menjamu Persiba Balikpapan dan kembali lagi ke Serui, Papua, untuk menantang Perseru Junior.
Aturan di kompetisi Liga U19 ini membingungkan, kami yang awalnya berstatus tim tamu di putaran pertama lalu harus melakoni laga away lagi di putaran kedua, jikapun dipaksa ke Papua dua kali, agar efisien kenapa tidak dibikin paket saja, seperti yang didapat Mitra Kukar, mereka dapat jadwal dari Jayapura langsung ke Serui, tidak pulang dulu, papar Awang Darmawan, manager Borneo FC U-19.
"Kami mencium ada pihak yang sengaja menjegal kami, tidak senang dengan Borneo, sehingga dibuat hal yang tidak masuk akal seperti ini, luar biasa sekali. Kami berusaha tegar menjalani ini, insyaallah niat baik akan berbuah baik," tambah Awang lagi.
Perihal perubahan format dari home tournament menjadi home away inipun menuai nada negatif. Pasalnya, secara tidak langsung membuat persiapan klub terganggu. Terlebih, status home dan away pada putaran pertama tak menjadi dasar operator dalam membuat jadwal di putaran kedua. Diputaran pertama kemarin kami jadi tuan rumah home tournament, ada beberapa laga kami berstatus away dan home. Seharusnya diputaran kedua ini kebalikkan jadwal dari putaran pertama tapi faktanya mereka bilang itu tidak berlaku, tambahnya.
Atas kondisi ini, Borneo FC U-19 harus menyiapkan anggaran setidakny Rp300 juta guna mengakomodir biaya operasional tim ke Papua. Diputaran kedua ini tidak ada tim di Grup 3 yang mau jadi tuan rumah, sehingga operator rubah jadi home away. Ini juga yang disayangkan, kenapa tidak dari awal saja pakai home away biar rapi, atau jika tidak ada klub yang mau jadi tuan rumah, kenapa tidak diambil alih operator untuk menyelengarakan di tempat netral, jangan dibebankan di klub, pungkas Awang.
Sementara itu, pada laga awal putaran kedua Liga U-19 yang dihelat Rabu (20/9) lalu, Borneo FC U-19 tertahan 1-1 oleh tamunya Mitra Kukar U-19 di Stadion Segiri Samarinda. Meski demikian, skuad Pesut Etam Muda tetap kokoh dipuncak klasemen dengan poin 14 hasil empat kali menang dua kali imbang tanpa sekalipun menelan kekalahan.