
Nabil Husein Berburu Pemain Asing (Lagi) Terganjal Visa, PBFC Batal Seleksi Pemain Irak
Perburuan Pusamania Borneo FC (PBFC) terhadap legiun asing benua Asia mengalami kendala. Ya, niat mereka melihat satu pemain asal Irak yang dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir pekan ini, terpaksa batal terealisasi.
Penyebabnya, akibat tak beresnya urusan visa pemain tersebut. Alhasil, PBFC dipaksa putar otak mencari pemain pengganti. Beberapa nama dari belahan negara Asia pun kembali dibidik, salahsatunya pemain berdarah Argentina berpaspor Palestina, Daniel Kabir Mustaf.
"Permohonan visa dia (pemain Irak) nggak diaccept kedutaan, tidak tahu penyebabnya seperti apa, padahal semua prosedural sudah kita lakukan seperti biasa. Kita tidak banyak waktu untuk tunggu lagi, ini kita lagi cari pemain lain," sahut Nabil Husein Said Amin, Pemilik PBFC.
Diterangkannya, meski dikejar dengan waktu yang mepet, dirinya optimis usaha yang dilakukan pihaknya akan membuahkan hasil. "Yang penting usaha dulu, inilah seni di sepak bola, menikmati tiap detik proses didalam lapangan maupun diluar lapangan, insyaallah semoga hasilnya baik kedepannya," pungkasnya.
Disisi lain, Fungsi Protokol Konsuler Penerangan Sosial Budaya KBRI Baghdad, Irak, Resha Maulana meluruskan bias informasi yang didapat pihak PBFC. Menurutnya, setelah permohonan masuk, pihaknya langsung memproses.
"Ketika kami menerima berkas permohonan penerbitan visa dari Hussein Alaa Hussein dan PT. Nahusam Pratama kami langsung melakukan proses pemeriksaan kelengkapan berkas sebagaimana kami lakukan terhadap permohonan visa pada umumnya. Kami juga segera menghubungi PT Nahusam Pratama untuk melakukan kroscek, mendapatkan keterangan terperinci, serta menginformasikan kelengkapan dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk memenuhi prasyarat penerbitan visa. Setelah dokumen lengkap, pada hari Jumat 22 April 2016 (satu hari sebelum artikel ini dimuat) KBRI Baghdad telah menerbitkan visa ybs," terangnya.
"Dan mengontak ybs untuk mengambilnya malam itu juga atau keesokan harinya, yang adalah hari libur di Irak. Oleh karena itu kami sangat menyayangkan adanya penyebutan 'terganjal' dan 'tidak diaccept kedutaan' tersebut. KBRI Baghdad di tengah kondisi keamanan siaga satu di Kota Baghdad tetap membuka pelayanan dan perlindungan warga 24 jam 7 hari non stop," pungkas Resha.
Penyebabnya, akibat tak beresnya urusan visa pemain tersebut. Alhasil, PBFC dipaksa putar otak mencari pemain pengganti. Beberapa nama dari belahan negara Asia pun kembali dibidik, salahsatunya pemain berdarah Argentina berpaspor Palestina, Daniel Kabir Mustaf.
"Permohonan visa dia (pemain Irak) nggak diaccept kedutaan, tidak tahu penyebabnya seperti apa, padahal semua prosedural sudah kita lakukan seperti biasa. Kita tidak banyak waktu untuk tunggu lagi, ini kita lagi cari pemain lain," sahut Nabil Husein Said Amin, Pemilik PBFC.
Diterangkannya, meski dikejar dengan waktu yang mepet, dirinya optimis usaha yang dilakukan pihaknya akan membuahkan hasil. "Yang penting usaha dulu, inilah seni di sepak bola, menikmati tiap detik proses didalam lapangan maupun diluar lapangan, insyaallah semoga hasilnya baik kedepannya," pungkasnya.
Disisi lain, Fungsi Protokol Konsuler Penerangan Sosial Budaya KBRI Baghdad, Irak, Resha Maulana meluruskan bias informasi yang didapat pihak PBFC. Menurutnya, setelah permohonan masuk, pihaknya langsung memproses.
"Ketika kami menerima berkas permohonan penerbitan visa dari Hussein Alaa Hussein dan PT. Nahusam Pratama kami langsung melakukan proses pemeriksaan kelengkapan berkas sebagaimana kami lakukan terhadap permohonan visa pada umumnya. Kami juga segera menghubungi PT Nahusam Pratama untuk melakukan kroscek, mendapatkan keterangan terperinci, serta menginformasikan kelengkapan dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk memenuhi prasyarat penerbitan visa. Setelah dokumen lengkap, pada hari Jumat 22 April 2016 (satu hari sebelum artikel ini dimuat) KBRI Baghdad telah menerbitkan visa ybs," terangnya.
"Dan mengontak ybs untuk mengambilnya malam itu juga atau keesokan harinya, yang adalah hari libur di Irak. Oleh karena itu kami sangat menyayangkan adanya penyebutan 'terganjal' dan 'tidak diaccept kedutaan' tersebut. KBRI Baghdad di tengah kondisi keamanan siaga satu di Kota Baghdad tetap membuka pelayanan dan perlindungan warga 24 jam 7 hari non stop," pungkas Resha.