
Okupansi Penonton Liga 1 Putaran Pertama Meski Dinilai Sepi, Borneo FC Tetap Tertinggi di Kaltim
PT Liga Indonesia Baru merilis daftar tingkat okupansi stadion pada 18 klub peserta Liga 1 selama putaran pertama. Hasilnya Borneo FC masuk 7 besar dengan persentase kehadiran penonton 47 persen dari kapasitas stadion Segiri, Samarinda.
Borneo FC kalah dari Persela Lamongan yang menempati peringkat ketiga dengan persentase 79 persen jumlah penonton. Chief Marketing Borneo FC, Novi Umar mengakui selama putaran pertama, gairah penonton ke stadion sangat sedikit. Bahkan tiap pertandingan jumlah penonton terus merosot.
Namun ia memaklumi jumlah persentase okupansi stadionnya. Stadion Segiri yang dapat menampung 18.000 penonton ini hanya mampu mencapai 8ribuan orang tiap laga di putaran pertama. "Itu masih brlum cukup, karena memang stadion kita yang kecil. Jika bisa mencapai 70-80 persen saja per match, klub ini akan bisa lebih sehat," katanya.
Selama putaran pertama, jumlah penonton tak sebanyak saat ISC 2016 silam. Faktor lain yang membuat okupansi Stadion Segiri rendah yaitu karena jadwal kandang Pesut Etam yang sedikit di putaran pertama. Klub kebanggaan publik Samarinda ini hanya bermain 7 laga kandang dan 10 away.
Faktor lainnya yaitu tidak adanya laga sekelas Big Match yang dimainkan di Stadion Segiri pada putaran pertama. Setidaknya hanya ada dua pertandingan seru dan bergengsi yang dimainkan di Segiri, yaitu melawan Barito Putera dan Mitra Kukar. Dua laga tersebut bertajuk Derby, namun jumlah penonton tetap berkutat di angka 8 ribuan.
Novi Justru optimis menatap peningkatan jumlah penonton pada putaran kedua. Pasalnya, lebih banyak laga kandang yang dilakoni Pesut Etam pada putaran kedua. Belum lagi sejumlah partai bertajuk Big Match sudah menanti, yakni menghadapi Persipura, Persija, PSM Makassar, Arema FC, Persib Bandung, hingga laga bergengsi Derby Kaltim melawan Persiba Balikpapan.
"Target kami pasti ada lah lebih menyentuh 80 persen di putaran kedua ini. Insya Allah kalau klub sehat dengan kondisi yang ramai penonton, maka prestasi akan bisa kita hasilkan," ungkapnya.
Borneo FC kalah dari Persela Lamongan yang menempati peringkat ketiga dengan persentase 79 persen jumlah penonton. Chief Marketing Borneo FC, Novi Umar mengakui selama putaran pertama, gairah penonton ke stadion sangat sedikit. Bahkan tiap pertandingan jumlah penonton terus merosot.
Namun ia memaklumi jumlah persentase okupansi stadionnya. Stadion Segiri yang dapat menampung 18.000 penonton ini hanya mampu mencapai 8ribuan orang tiap laga di putaran pertama. "Itu masih brlum cukup, karena memang stadion kita yang kecil. Jika bisa mencapai 70-80 persen saja per match, klub ini akan bisa lebih sehat," katanya.
Selama putaran pertama, jumlah penonton tak sebanyak saat ISC 2016 silam. Faktor lain yang membuat okupansi Stadion Segiri rendah yaitu karena jadwal kandang Pesut Etam yang sedikit di putaran pertama. Klub kebanggaan publik Samarinda ini hanya bermain 7 laga kandang dan 10 away.
Faktor lainnya yaitu tidak adanya laga sekelas Big Match yang dimainkan di Stadion Segiri pada putaran pertama. Setidaknya hanya ada dua pertandingan seru dan bergengsi yang dimainkan di Segiri, yaitu melawan Barito Putera dan Mitra Kukar. Dua laga tersebut bertajuk Derby, namun jumlah penonton tetap berkutat di angka 8 ribuan.
Novi Justru optimis menatap peningkatan jumlah penonton pada putaran kedua. Pasalnya, lebih banyak laga kandang yang dilakoni Pesut Etam pada putaran kedua. Belum lagi sejumlah partai bertajuk Big Match sudah menanti, yakni menghadapi Persipura, Persija, PSM Makassar, Arema FC, Persib Bandung, hingga laga bergengsi Derby Kaltim melawan Persiba Balikpapan.
"Target kami pasti ada lah lebih menyentuh 80 persen di putaran kedua ini. Insya Allah kalau klub sehat dengan kondisi yang ramai penonton, maka prestasi akan bisa kita hasilkan," ungkapnya.