
PBFC II 0-0 Barito Putera Seharusnya Bisa Menang
Saling serang mewarnai duel dua klub Kalimantan bertajuk Derby Papadaan antara Pusamania Borneo FC (PBFC) II kontra Barito Putera Banjarmasin, pada duel pembuka Grup D Piala Presiden 2017, Selasa 7 Februari 2017.
Dalam laga yang digelar di Stadion I Wayan Dipta, Bali, kedua tim hanya mampu bermain imbang. Sejak peluit dibunyikan, PBFC II yang banyak dihuni pemain muda yang diprioritaskan untuk Liga 1 U-21 musim depan, bermain condong menunggu.
Sebaliknya, Barito Putera langsung menggeber dengan melakukan berbagai serangan. Tim besutan Jacksen Tiago itu sangat memanfaatkan kecepatan Rizky Pora di sisi sayap kiri.
Namun, rapatnya barisan pertahanan PBFC II serta penampilan cemerlang kiper Wawan Hendrawan membuat serangan Laskar Antasari selalu kandas. PBFC sendiri bukan tanpa peluang di babak pertama. Tim besutan Ricky Nelson itu cukup membuat repot pertahanan lawan yang digalang M Roby. Sayang, minimnya jam terbang yang dimiliki mayoritas pemain muda di PBFC II membuat peluang berakhir sia-sia.
Pada babak kedua, Barito Putera kembali mengambil inisiatif serangan di babak kedua. Tendangan bebas Rizky Pora menit-menit awal berhasil disambut oleh Yongky Aribowo, tapi masih melebar. Tak lama kemudian PBFC II mencoba untuk membalas melalui serangan balik. Sayang, tendangan dari Wahyudi Hamisi di dalam kotak penalti Laskar Antasari masih belum menemui sasaran.
Setelah itu, PBFC nyaris merubah kedudukan, andai saja sepakan Fandy Ahmad memanfaatkan bola reborn hasil sepakan tendangan bebas Reinaldo Costa de Elias tepat sasaran. Barito Putera pun nyaris unggul, saat Rizky Pora kembali menebar ancaman pada menit 75. Tendangan kerasnya dimulut gawang PBFC II usai melewati sejumlah pemain, masih bisa ditepis kiper Wawan Hendrawan.
Dua menit berselang, Pesut Etam kembali memberikan respons usai Abdul Aziz melakukan tendangan jarak jauh pada menit 77. Namun, bola masih mampu dihalau kiper Barito Putera, Shahar Ginanjar. Dipenghujung laga, skrimit dikotak Barito Putera juga nyaris merubah keadaan. Saat itu, Kunihiro Yamashita yang melepas umpan terukur ke Reinaldo Elias sempat membuat kubu lawan was-was. Namun, bola yang dicocor Rei belum tepat mengenai sasaran.
"Kami banyak memiliki peluang, ada tiga-dua peluang emas yang seharusnya bisa dikonversi jadi gol. Sayang kami tidak beruntung. Tapi sejauh ini kami senang, karena dengan banyaknya pemain muda yang diturunkan, kami bisa meredam lapangan tengah lawan. Di babak kedua kita juga lakukan itu, salut untuk usaha dan kerja keras semua pemain," sahut pelatih PBFC II, Ricky Nelson.
Meski kedua tim terus berusaha untuk membobol gawang lawan, hingga peluit panjang dibunyikan. Tak ada satu gol pun yang lahir, sehingga laga harus berakhir dengan skor kacamata. Dilaga lain, tuan rumah Bali United juga harus puas berbagi poin saat ditantang Sriwijaya FC. Artinya seluruh tim di Grup 4, masih sama kuat dengan raihan masing-masing satu poin.
Dalam laga yang digelar di Stadion I Wayan Dipta, Bali, kedua tim hanya mampu bermain imbang. Sejak peluit dibunyikan, PBFC II yang banyak dihuni pemain muda yang diprioritaskan untuk Liga 1 U-21 musim depan, bermain condong menunggu.
Sebaliknya, Barito Putera langsung menggeber dengan melakukan berbagai serangan. Tim besutan Jacksen Tiago itu sangat memanfaatkan kecepatan Rizky Pora di sisi sayap kiri.
Namun, rapatnya barisan pertahanan PBFC II serta penampilan cemerlang kiper Wawan Hendrawan membuat serangan Laskar Antasari selalu kandas. PBFC sendiri bukan tanpa peluang di babak pertama. Tim besutan Ricky Nelson itu cukup membuat repot pertahanan lawan yang digalang M Roby. Sayang, minimnya jam terbang yang dimiliki mayoritas pemain muda di PBFC II membuat peluang berakhir sia-sia.
Pada babak kedua, Barito Putera kembali mengambil inisiatif serangan di babak kedua. Tendangan bebas Rizky Pora menit-menit awal berhasil disambut oleh Yongky Aribowo, tapi masih melebar. Tak lama kemudian PBFC II mencoba untuk membalas melalui serangan balik. Sayang, tendangan dari Wahyudi Hamisi di dalam kotak penalti Laskar Antasari masih belum menemui sasaran.
Setelah itu, PBFC nyaris merubah kedudukan, andai saja sepakan Fandy Ahmad memanfaatkan bola reborn hasil sepakan tendangan bebas Reinaldo Costa de Elias tepat sasaran. Barito Putera pun nyaris unggul, saat Rizky Pora kembali menebar ancaman pada menit 75. Tendangan kerasnya dimulut gawang PBFC II usai melewati sejumlah pemain, masih bisa ditepis kiper Wawan Hendrawan.
Dua menit berselang, Pesut Etam kembali memberikan respons usai Abdul Aziz melakukan tendangan jarak jauh pada menit 77. Namun, bola masih mampu dihalau kiper Barito Putera, Shahar Ginanjar. Dipenghujung laga, skrimit dikotak Barito Putera juga nyaris merubah keadaan. Saat itu, Kunihiro Yamashita yang melepas umpan terukur ke Reinaldo Elias sempat membuat kubu lawan was-was. Namun, bola yang dicocor Rei belum tepat mengenai sasaran.
"Kami banyak memiliki peluang, ada tiga-dua peluang emas yang seharusnya bisa dikonversi jadi gol. Sayang kami tidak beruntung. Tapi sejauh ini kami senang, karena dengan banyaknya pemain muda yang diturunkan, kami bisa meredam lapangan tengah lawan. Di babak kedua kita juga lakukan itu, salut untuk usaha dan kerja keras semua pemain," sahut pelatih PBFC II, Ricky Nelson.
Meski kedua tim terus berusaha untuk membobol gawang lawan, hingga peluit panjang dibunyikan. Tak ada satu gol pun yang lahir, sehingga laga harus berakhir dengan skor kacamata. Dilaga lain, tuan rumah Bali United juga harus puas berbagi poin saat ditantang Sriwijaya FC. Artinya seluruh tim di Grup 4, masih sama kuat dengan raihan masing-masing satu poin.