
Pesut Etam Dilarang Sombong Filosofi Keluarga Bikin Racikan Dragan Jitu
Tak bisa dimungkiri, Dragan Djukanovic adalah sosok di balik kebangkitan Pusamania Borneo FC (PBFC) di tiga laga terakhir. Sempat diragukan kapasitasnya sebagai pelatih berlabel Eropa, kini ia mulai menunjukkan bahwa manajemen Pesut Etam tidak salah pilih pelatih.
Mengawali laga pertama dan kedua Torabika Soccer Championship (TSC) dengan hasil imbang, sempat membuat pendukung Pesut Etam merasa bahwa kehadiran Dragan tidak membuahkan apa-apa.
Namun, pelatih berkebangsaan Montenegro itu memilih untuk tak mengabaikan pendapat orang lain. Mantan pelatih FK Lovcen itu justru makin terpacu saat orang lain meragukan kapasitasnya. Walhasil, kini ia mampu mencuri perhatian Pusamania.
Tiga kemenangan beruntun menjadi bukti sahih bahwa dirinya pantas dipuja. Saya selalu punya keyakinan, kerja keras tak akan pernah sia-sia, ungkapnya.
Salah satu resep paling jitu yang diterapkan pelatih 47 tahun itu adalah menjadi pelatih sekaligus motivator ulung bagi anak-anak Samarinda. Ya, ia tak pernah menganggap PBFC sebagai sebuah klub, melainkan keluarga besar.
Ketika Anda mendekatkan diri sebagai pelatih maka tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Itu sebabnya saya selalu menyebut tim ini sebagai keluarga saya, agar mereka merasa saling memiliki satu sama lain, imbuhnya.
Dragan menyadari perjalanan PBFC baru dimulai. Sehingga, tiga kemenangan kemarin tidak akan ada harganya jika di laga selanjutnya gagal menjaga konsistensi. Kita tidak boleh menyombongkan hasil tiga laga terakhir, karena itu belum berarti apa-apa. Saya berharap tim ini tidak hanya memenangi tiga laga saja, tuturnya.
Mengawali laga pertama dan kedua Torabika Soccer Championship (TSC) dengan hasil imbang, sempat membuat pendukung Pesut Etam merasa bahwa kehadiran Dragan tidak membuahkan apa-apa.
Namun, pelatih berkebangsaan Montenegro itu memilih untuk tak mengabaikan pendapat orang lain. Mantan pelatih FK Lovcen itu justru makin terpacu saat orang lain meragukan kapasitasnya. Walhasil, kini ia mampu mencuri perhatian Pusamania.
Tiga kemenangan beruntun menjadi bukti sahih bahwa dirinya pantas dipuja. Saya selalu punya keyakinan, kerja keras tak akan pernah sia-sia, ungkapnya.
Salah satu resep paling jitu yang diterapkan pelatih 47 tahun itu adalah menjadi pelatih sekaligus motivator ulung bagi anak-anak Samarinda. Ya, ia tak pernah menganggap PBFC sebagai sebuah klub, melainkan keluarga besar.
Ketika Anda mendekatkan diri sebagai pelatih maka tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Itu sebabnya saya selalu menyebut tim ini sebagai keluarga saya, agar mereka merasa saling memiliki satu sama lain, imbuhnya.
Dragan menyadari perjalanan PBFC baru dimulai. Sehingga, tiga kemenangan kemarin tidak akan ada harganya jika di laga selanjutnya gagal menjaga konsistensi. Kita tidak boleh menyombongkan hasil tiga laga terakhir, karena itu belum berarti apa-apa. Saya berharap tim ini tidak hanya memenangi tiga laga saja, tuturnya.