Proses Pembuatan Perlu Waktu Urus KITAS, Borneo FC Habiskan Ratusan Juta

Permasalahan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) bagi orang asing yang terlibat dalam sepak bola Indonesia jadi pembahasan hangat.


Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) berkeras agar legiun import segera miliki KITAS. Manajemen Borneo FC pun dibuat sibuk akan hal ini.


Ya, manajemen Borneo FC pun disibukan akan hal ini. Sebab dari jajaran pelatih hingga pemain ada 7 orang asing yang dilibatkan. Mulai pelatih kepala, Dragan Djukanovic, beserta Zoran Banovic (pelatih kiper) dan Vladimir Krunic (pelatih fisik). Sedangkan pemain, ada Flavio Beck Junior dan Helder Lobato asal Brazil, Kunihiro Yamashita dari Jepang dan Shane Smeltz, Selandia Baru.


Kepastian mengurus KITAS itu diterangkan Sekretaris Borneo FC, Ridhotya Warman, ia mengaku Borneo FC tidak mengabaikan hal itu. Hanya saja saat ini proses yang berjalan memang cukup rumit dan perlu waktu. Sesuai perintah dari Presiden Klub (Nabil Husein Said Amin) ini lagi diurus, perlu diketahui bikin KITAS itu tidak mudah. Perlu beberapa persyaratan dan surat rekomendasi instansi terkait, ungkap Ridho, sapaan akrabnya.


Proses pembuatan pun kini sedang berjalan dan diusahakan pihaknya bisa tuntas dengan cepat. Tapi hal itu tak membuat kami berdiam diri, kami tetap mengurusnya kok, tapi seperti yang saya bilang tadi, perlu waktu, tegasnya.


Pria berkacamata ini menjelaskan, dari 7 orang asing di Borneo FC ada lima orang yang proses KITAS-nya harus dari awal. Sedang dua lainnya hanya perlu perpanjangan saja. Seperti pelatih Dragan Djukanovic dan Flavio Beck Junior, tinggal perpanjang saja, karena musim lalu sudah dibuat. Untuk musim ini saya yakinkan bahwa secepatnya semua pemain dan staf pelatih yang bekerja memiliki KITAS, paparnya.


Mengurus KITAS sendiri disebut-sebut sejauh ini memakan biaya puluhan juta, Rp 40-50 juta, baik yang baru mengurus maupun yang memperpanjang. Maka jika untuk 7 orang, maka manajemen klub berjuluk Pesut Etam itu harus mengeluarkan uang sebesar Rp 300 jutaan untuk persoalan ini.


Disisi lain, PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia bersama operator liga sudah memberikan pemahaman kepada BOPI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga jika masalah ini memerlukan waktu.