Rutinkan Latihan untuk Tingkatkan Kebugaran
Adanya kejelasan terkait kembali bergulirnya Liga 1 2020 membuat beberapa pemain skuat Pesut Etam yang berada di Samarinda kembali bergairah. Hal ini pun ditambah dengan hadirnya Asisten Pelatih, Antonio Claudio dan Pelatih Kiper Carlos Salamao dalam latihan yang mereka inisiasi dalam seminggu terakhir. Kami sudah berlatih sejak lama, tapi baru bersama dengan asisten pelatih seminggu terakhir. Sebelumnya, kami berlatih berdasarkan pengalaman saja tidak ada instruksi khusus dari pelatih, ujar Javlon Guseynov seusai melakukan latihan di gym.
Javlon mengaku menjalani latihan setiap hari. Tapi baru sepekan terakhir program latihan lebih teratur karena Claudio mulai memimpin sesi latihan. Sehari latihan fisik di sini (gym), sehari di lapangan. Kami sering latihan menendang juga karena dibantu oleh dua kiper muda (Zul dan Rizky), ceritanya.
Selama tim diliburkan, pemain memang diberi panduan program latihan. Tapi Javlon yang tertahan di Samarinda karena Uzbekistan masih menerapkan lockdown sering berlatih di Stadion Segiri bersama dengan beberapa pemain lainnya. Ia pun juga menambah beberapa metode latihan di luar anjuran tim pelatih. Saya sudah berusia 30 tahun dan punya pengalaman bermain di level tertinggi. Dari situ tentu bisa menjadi acuan tentang bagaimana kami berlatih, sambungnya.
Berlatih cukup keras setiap hari dirasa sangat perlu bagi Javlon karena sejak libur, ia mengakui bahwa kebugaran fisiknya menurun. Selain itu, ini juga menjadi pelampiasan karena tidak bisa pulang ke negaranya akibat pandemi. Di rumah sangat-sangat bosan. Untuk mengisi waktu, saya banyak menonton film dan membaca buku. Akhir-akhir ini karena situasi di Samarinda sudah membaik, beberapa kali saya pergi ke pusat perbelanjaan, ujarnya.
Ia pun berharap agar kompetisi bisa segera bergulir lagi agar ia bisa kembali bermain lagi di atas lapangan. Ya, kalau harapan saya tentu secepatnya. Kalau bisa September atau mungkin Agustus, tuturnya sembari tertawa.
Javlon mengaku menjalani latihan setiap hari. Tapi baru sepekan terakhir program latihan lebih teratur karena Claudio mulai memimpin sesi latihan. Sehari latihan fisik di sini (gym), sehari di lapangan. Kami sering latihan menendang juga karena dibantu oleh dua kiper muda (Zul dan Rizky), ceritanya.
Selama tim diliburkan, pemain memang diberi panduan program latihan. Tapi Javlon yang tertahan di Samarinda karena Uzbekistan masih menerapkan lockdown sering berlatih di Stadion Segiri bersama dengan beberapa pemain lainnya. Ia pun juga menambah beberapa metode latihan di luar anjuran tim pelatih. Saya sudah berusia 30 tahun dan punya pengalaman bermain di level tertinggi. Dari situ tentu bisa menjadi acuan tentang bagaimana kami berlatih, sambungnya.
Berlatih cukup keras setiap hari dirasa sangat perlu bagi Javlon karena sejak libur, ia mengakui bahwa kebugaran fisiknya menurun. Selain itu, ini juga menjadi pelampiasan karena tidak bisa pulang ke negaranya akibat pandemi. Di rumah sangat-sangat bosan. Untuk mengisi waktu, saya banyak menonton film dan membaca buku. Akhir-akhir ini karena situasi di Samarinda sudah membaik, beberapa kali saya pergi ke pusat perbelanjaan, ujarnya.
Ia pun berharap agar kompetisi bisa segera bergulir lagi agar ia bisa kembali bermain lagi di atas lapangan. Ya, kalau harapan saya tentu secepatnya. Kalau bisa September atau mungkin Agustus, tuturnya sembari tertawa.