Tantangan Besar Bagi Edson Tavares
Nama Edson Tavares baru dikenal di Indonesia di putaran kedua Liga 1 musim lalu. Tavares hadir di Persija Jakarta menggantikan sosok Julio Banuelos yang didepak sebelum musim berakhir. Masuk pada September 2019, Tavares yang menjalani 15 laga bersama Persija, sukses memberikan 7 kemenangan, 3 seri dan 5 kekalahan.
Dan musim ini, ia akan memulai segalanya sebagai pelatih sebelum kompetisi bergulir. Jelas jadi tantangan berat bagi Tavares di Borneo FC. Namun pelatih kelahiran 10 Juni 1956 di Rio De Janeiro tersebut, menganggap tantangan ini sebagai sesuatu yang hebat dalam kariernya.
Ini adalah tantangan baru bagi karier saya. Perasaan baru dan semangat baru. Jadi, semua di sini adalah harapan baru. Kami punya musim baru dan juga tantangan baru yang harus dihadapi. Dan kami mempunyai peluang baru, ujarnya.
Beban berat memang ada di pundak Tavares beserta jajaran pelatih di dalamnya. Namun dirinya yakin, jika semua harus dicoba untuk mendapatkan hal terbaik di kompetisi. Itulah sebabnya saat ditanya soal target, Tavares mengaku tak ada yang tak mungkin untuk diraih.
Dengarkan, jika kamu bertanya kepada semua pelatih di dunia tentang target, targetnya adalah selalu sama. Jadi ini adalah tantangan dan kami harus mencoba untuk mendapatkan hasil yang bagus. Insya Allah. Dan untuk membuktikan kepada presiden klub Nabil Husien, tak ada yang tak mungkin, tegasnya.
Selain dibebani target tinggi di musim ini, Tavares juga diminta bisa memaksilkan pemain muda di Borneo FC. Musim lalu, Mario Gomez sukses melakukannya dengan mengorbitkan beberapa pemain muda. Namun Tavares memiliki keyakinan bisa melakukan hal serupa. Sebab dalam karier kepelatihannya, ia mengaku kerap mengorbitkan pemain muda.
Saya selalu percaya dengan para pemain muda. Mengingat ketika saya berada 8 tahun di China, Pemain terbaik di generasi saya dari tahun 1998 ke Piala Dunia pada tahun 2004. Lalu 2002-2006 berasal dari tim yang mengandalkan kerja dari para pemain muda. Sekitar 1-2 bulan yang lalu saya berada di klub lain dan Federasi di China mengirim whatsapp kepada saya tentang satu pemain yang saya perkenalkan sejak dia berumur 16 tahun. Saat ini ia berhasil melewati 516 games di liga profesional. Dia mengucapkan terima kasih karena telah mengenalkannya. Hal ini juga saya harapkan bisa terjadi di musim ini di Borneo FC. Saya mempunyai cara yang berbeda di setiap klub. Beberapa klub mengontrak pemain kualitas B, beberapa yang lain bisa mendapatkan pemain yang berkualitas dengan membayar banyak, tapi yang berbicara di akhir adalah hasilnya. Saya merasa bahwa pemain muda di sini adalah spesial karena mereka melewati sebuah proses yang orang lain tak lewati, bebernya.
Dan musim ini, ia akan memulai segalanya sebagai pelatih sebelum kompetisi bergulir. Jelas jadi tantangan berat bagi Tavares di Borneo FC. Namun pelatih kelahiran 10 Juni 1956 di Rio De Janeiro tersebut, menganggap tantangan ini sebagai sesuatu yang hebat dalam kariernya.
Ini adalah tantangan baru bagi karier saya. Perasaan baru dan semangat baru. Jadi, semua di sini adalah harapan baru. Kami punya musim baru dan juga tantangan baru yang harus dihadapi. Dan kami mempunyai peluang baru, ujarnya.
Beban berat memang ada di pundak Tavares beserta jajaran pelatih di dalamnya. Namun dirinya yakin, jika semua harus dicoba untuk mendapatkan hal terbaik di kompetisi. Itulah sebabnya saat ditanya soal target, Tavares mengaku tak ada yang tak mungkin untuk diraih.
Dengarkan, jika kamu bertanya kepada semua pelatih di dunia tentang target, targetnya adalah selalu sama. Jadi ini adalah tantangan dan kami harus mencoba untuk mendapatkan hasil yang bagus. Insya Allah. Dan untuk membuktikan kepada presiden klub Nabil Husien, tak ada yang tak mungkin, tegasnya.
Selain dibebani target tinggi di musim ini, Tavares juga diminta bisa memaksilkan pemain muda di Borneo FC. Musim lalu, Mario Gomez sukses melakukannya dengan mengorbitkan beberapa pemain muda. Namun Tavares memiliki keyakinan bisa melakukan hal serupa. Sebab dalam karier kepelatihannya, ia mengaku kerap mengorbitkan pemain muda.
Saya selalu percaya dengan para pemain muda. Mengingat ketika saya berada 8 tahun di China, Pemain terbaik di generasi saya dari tahun 1998 ke Piala Dunia pada tahun 2004. Lalu 2002-2006 berasal dari tim yang mengandalkan kerja dari para pemain muda. Sekitar 1-2 bulan yang lalu saya berada di klub lain dan Federasi di China mengirim whatsapp kepada saya tentang satu pemain yang saya perkenalkan sejak dia berumur 16 tahun. Saat ini ia berhasil melewati 516 games di liga profesional. Dia mengucapkan terima kasih karena telah mengenalkannya. Hal ini juga saya harapkan bisa terjadi di musim ini di Borneo FC. Saya mempunyai cara yang berbeda di setiap klub. Beberapa klub mengontrak pemain kualitas B, beberapa yang lain bisa mendapatkan pemain yang berkualitas dengan membayar banyak, tapi yang berbicara di akhir adalah hasilnya. Saya merasa bahwa pemain muda di sini adalah spesial karena mereka melewati sebuah proses yang orang lain tak lewati, bebernya.