Tensi Panas Derby Papadaan PBFC Sesalkan Pemukulan Selepas Laga

Pengalaman tidak menyenangkan dirasakan Pusamania Borneo FC (PBFC) di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Kamis (1/12). Selepas melakoni laga Derby Papadaan, beberapa pemain PBFC mendapat perlakuan tak terpuji oleh oknum saat menuju ruang ganti.


Beberapa pemain PBFC mendapat lemparan botol mineral, bahkan pukulan. Diantaranya yang terkena lemparan adalah Firly Apriansyah dan Zulkifli Syukur. Sedangkan pemain yang mendapat pukulan dari oknum yang tak bertanggung jawab adalah Jefri Kurniawan.


Menanggapi hal itu, manajer tim PBFC, Danilo Fernando langsung melayangkan surat protes perihal tindakan tak terpuji yang dialami timnya. "Ini diluar batas, pertandingan telah selesai, tapi kenapa pemain kami diperlakukan seperti ini, entah oknum itu diprovokasi siapa, yang jelas kami akan lakukan protes secara resmi perihal ini, disertai bukti rekaman yang kami punya," ujar Danilo.


Kapten PBFC, Ponaryo Astaman turut menyesalkan penyerangan yang menimpa rekan setimnya. Untuk itu ia berharap kejadian ini bisa disikapi semua pihak agar tak terulang kembali. "Ada aturannya, dan saya harap untuk kasus-kasus seperti ini aturan ditegakkan, hanya karena oknum terus tidak dilacak, selalu mengkambingkan situasi dan selalu mengkambing hitamkan kondisi, dengan memberikan provokasi dengan mengkutip pemain dilapanganlah pemicunya," sahutnya.


Laga sendiri diketahui berlangsung dalam tensi tinggi, terutama pada 45 menit interval kedua. Layaknya laga derby, kedua tim beberapa kali terlibat aksi priksi. Puncaknya saat M Roby dikartu merah pada menit ke-92 karena dianggap wasit melakukan pukulan kepada Jefri Kurniawan.


"Dan juga soal permainan, saya pikir mungkin kalau dibilang cukup keras, oke. Tapi kita lihat bagaimana niat dari pemain kedua tim, bagaimana setelah pertandingan, kita saling menunjukkan sportifitas, dengan mendatangi pemain yang terlibat insiden di lapangan, dan semua sudah selesai setelah 2x45 menit," katanya.


Ponaryo lantas harap, kondisi ini terus bukan hanya oleh pemain di lapangan, tapi juga semua pihak turut ikut menjaga. "Jangan ada lagi oknum yang goblok yang memanfaatkan kerusuhan ini hanya untuk latah, hanya untuk keren-keren, hanya untuk tawuran, sedangkan pemain sudah menunjukkan pemain, walaupun mereka berdarah dilapangan mereka beradu fisik di lapangan, tapi setelah 2x45 mereka saling berjabat tangan," terangnya.


"Saya pikir semua pihak harus waspada menyikapi kejadian ini, insiden dilapangan memang tak bisa dihindarkan kadang-kadang, tapi itulah semangat yang ditunjukkan oleh pemain selepas pertandingan ketika mereka bersalaman, bagaimana mereka mengakhiri ini cukup di 2x45 menit, sekali lagi ini pesan yang perlu dicerna semua pihak, bahwa sepakbola adalah 2x45 selebihnya kita kembali menjadi teman," tambah Ponaryo.


Disisi lain, suporter Barito Putera, melalui wakil ketua Barito Mania, Normansyah menyesalkan kejadian yang dialami Pusamania Borneo FC. Dirinya pun meminta maaf karena kejadian ini diluar dugaan. "Hubungan kami selama ini terjalin baik dengan Pusamania, adanya oknum yang ingin merusak hubungan ini sangat kami sesalkan, yang jelas saya tegaskan itu oknum bukan Barito Mania," pungkas Norman.